Salin Artikel

4 Bulan Kampanye dan Visi Misi yang Tak Kunjung Tersampaikan...

Meskipun Komisi Pemilihan Umum (KPU) membatalkan sesi khusus penyampaian visi misi sebelum debat, kubu Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno tetap akan mengadakan sesi khusus untuk menyampaikan visi-misi mereka.

Merujuk Pasal 1 Undang-Undang No 7 Tahun 2017 tentang Pemilu, pengertian kampanye sebagai berikut, "Kampanye Pemilu adalah kegiatan peserta pemilu atau pihak yang ditunjuk oleh peserta pemilu untuk meyakinkan pemilih dengan menawarkan visi, misi, program dan/atau citra diri Peserta Pemilu".

Dengan demikian, Pasal 1 Undang-Undang Pemilu secara tegas menyatakan visi misi sebagai elemen penting dalam kampanye untuk disampaikan kepada publik sebagai panduan memilih.

Namun, visi misi yang seharusnya dibahas di ruang publik sejak awal masa kampanye nyatanya tak kunjung tersampaikan.

Belum tersampaikannya visi misi pasangan capres dan cawapres juga dirasakan oleh sejumlah warga.

Agnes (27 tahun), warga Palmerah, Jakarta, mengatakan, ia belum memahami secara jelas visi-misi kedua pasangan capres-cawapres.

Ia juga mempertanyakan mengapa kubu Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno sampai membutuhkan sesi khusus penyampaian visi misi.

Menurut dia, seharusnya visi misi disampaikan sejak awal masa kampanye.

"Saya enggak ngerti ya mereka selama ini ngapain aja. Padahal kampanye udah jalan 4 bulan. Buka berita, buka medsos, isinya ribut-ribut doang. Kadang sampe capek sendiri," ujar Agnes saat ditemui di bilangan Menteng, Jakarta, Selasa (8/1/2019).

"Saya terpikir untuk golput. Saya sebenarnya sedikit berharap masa kampanye dan debat ini bisa membuat saya berubah pikiran. Tapi ternyata udah 4 bulan kampanye masih gini-gini aja. Jadi males," lanjut dia.

Hal senada disampaikan oleh Icha (27 tahun), warga Jagakarsa, Jakarta.

Ia mengaku belum memahami secara utuh visi misi kedua pasangan calon hingga masa kampanye telah berlangsung 4 bulan.

Icha mengetahui sebagian visi misi kedua pasangan calon bukan dari tim sukses masing-masing, melainkan dari media massa yang merangkumnya.

"Enggak pernah lihat masing-masing tim sosialisasi visi-misi. Tahunya dari media massa yang nge-list. Dan kayanya enggak ada yang berbeda (visi-misinya)," ujar dia.

Keresahan akan buruknya kualitas kampanye juga dirasakan Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai kubu Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno tidak menyampaikan visi-misi selama hampir 4 bulan berkampanye.

Akibatnya, masyarakat hanya meributkan hal remeh-temeh, bukan malah meributkan hal substantif seperti visi misi dan program aksi para capres-cawapres.

"Bukan kurang (tapi) tidak (menyampaikan). Karena tidak ada bahan perdebatan maka macam-macam dibuatlah isunya. Karena tidak ada sesuatu bahan, yang dikritik hanya perilaku, atau apalah kegiatan sehari-hari," ujar Kalla, di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (8/1/2019).

Kalla menambahkan, pada intinya kampanye merupakan sarana pengenalan diri para pasangan capres-cawapres kepada publik.

Pasangan capres-cawapres sebenarnya bisa memulai perkenalan dengan identitas yang mereka miliki.

Selanjutnya, ujar Kalla, perkenalan bisa berlanjut ke tahap selanjutnya di mana masing-masing pasangan calon memperkenalkan visi-misi beserta program aksinya.

Dengan demikian, masyarakat memiliki gambaran untuk memilih yang mereka anggap layak.

Hal senada disampaikan Ketua Konstitusi dan Demokrasi (Kode) Inisiatif Veri Junaidi.

Ia menilai, kedua pasangan calon telah gagal menmanfaatkan masa kampanye selama hampir 4 bulan ini.

"Saya bilang ini kegagalan banyak pihak dalam proses kampanye khususnya capres dan cawapres. Apa bentuk kegagalannya? Ruang publik masih diisi dengan isu yang enggak penting. Gimik dan lain sebagainya," ujar Icha, saat dihubungi.

Oleh karena itu, ia menyarankan sebaiknya kedua pasangan calon mulai mendalami visi misi masing-masing dan menyampaikannnya kepada publik agar dipahami.

Veri mengatakan, pada intinya kedua pasangan calon memiliki amunisi yang sama kuat untuk saling menyerang dengan menggunakan data.

Ia menilai, sebagai petahana, Jokowi memiliki kinerja yang bisa dipublikasi kepada masyarakat.

Sebaliknya, Prabowo sebagai penantang memiliki banyak catatan untuk mengkritik pemerintahan Jokowi.

Sayangnya, kata Veri, keduanya sama sekali tak melakukan itu sepanjang kampanye berlangsung.

"Istilahnya gini, Jokowi punya kelebihan dari sisi kinerja. Punya kelebihan sudah start lebih dulu melakukan untuk publik. Eksplor lah itu lebih mendalam kepada publik. Dan visi misi yang dianggap nawa cita lanjutan ini sebagai proposal baru yang harus disampaikan," papar Veri.

"Begitu juga Pak Prabowo yang sebagai penantang punya catatan banyak karena kan tak ada yang sempurna dari pemerintahan. Oleh karena itu, keduanya punya amunisi sama kuat. Itulah yang kemudian disampaikan ke ruang publik, bukan hanya ngomongin gimiknya saja," lanjut dia.

https://nasional.kompas.com/read/2019/01/09/10394081/4-bulan-kampanye-dan-visi-misi-yang-tak-kunjung-tersampaikan

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke