Hingga hari ini, Kamis (3/1/2019), penanganan pasca-bencana masih terus dilakukan oleh tim SAR gabungan.
Berikut fakta terbaru yang dihimpun Kompas.com berdasarkan perkembangan terakhir yang disampaikan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB):
1. Longsor menelan 13 korban jiwa dan 20 orang masih hilang
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei mengatakan, korban meninggal dunia akibat bencana tersebut sebanyak 13 jiwa dan 20 orang lainnya dinyatakan hilang.
Hal itu disampaikan Willem saat konferensi pers di Posko Penanggulangan Bencana di Dusun Cimapag, Rabu (2/1/2019).
Selain itu, per Rabu, BNPB juga mencatat terdapat 63 orang ditemukan selamat, 3 orang luka-luka, dan 30 rumah tertimbun tanah longsor.
2. Masa tanggap darurat berlaku hingga 6 Januari 2019
Kepala daerah di wilayah Sukabumi telah menetapkan masa tanggap darurat selama 7 hari, pasca-longsor yang terjadi di daerah tersebut.
Masa tanggap darurat ditetapkan sejak 31 Desember 2018 hingga 6 Januari 2019.
Selama masa tanggap darurat tersebut, tim SAR gabungan akan fokus melakukan pencarian dan penyelamatan korban.
Kemudian, kata Sutopo, mereka juga akan berkonsentrasi untuk memberikan penanganan pada korban yang terluka dan para pengungsi.
3. Kedalaman longsor ada yang capai 10 meter
Kedalaman longsor yang terjadi di Sukabumi, Jawa Barat ada yang mencapai 10 meter.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengungkapkan, ketebalan longsor bervariasi.
"Bagian atas masih cukup tipis, tetapi di bagian sini ada yang ketebalannya sampai 10 meter," ujar Sutopo saat konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta Timur, Rabu (2/1/2018).
Hasil analisis satelit menunjukkan, total panjang area longsor mencapai 1 kilometer. Sementara itu, luas longsoran tanah mencapai 8 hektar.
4. Menurut BNPB, hujan menjadi salah satu penyebab longsor
Berdasarkan kajian BNPB, penyebab pertama terjadinya longsor adalah hujan yang terjadi sebelum kejadian. Akibatnya, mulai muncul retakan-retakan pada tanah.
Lokasi terjadinya longsor dapat dikategorikan terjal karena memiliki kemiringan lebih dari 30 persen.
Selain itu, tanah di daerah tersebut bersifat poros, atau mudah menyerap air, dan tanahnya gembur sehingga berstruktur seperti remahan. Tanah yang subur di daerah itu membuat fungsi daerah mulai beralih menjadi kawasan budidaya.
Masyarakat bercocok tanam di daerah yang seharusnya merupakan kawasan konservasi. Akibatnya, tanah tersebut tidak memiliki pegangan atau tidak ada tumbuhan yang menahan tanah tersebut hingga terjadi longsor.
5. Warga akan direlokasi
Korban bencana longsor di Dusun Cimapag, Kecamatan Cisolok, Sukabumi, Jawa Barat, akan direlokasi ke lokasi yang lebih aman.
Jika mengacu pada peta daerah rawan longsor yang dikeluarkan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), daerah tersebut memang rawan terjadi longsor.
https://nasional.kompas.com/read/2019/01/03/07334541/5-fakta-terbaru-longsor-di-sukabumi