Salin Artikel

Berupaya Dongkrak Suara Jokowi-Ma'ruf, Elite PPP Keliling Daerah

Salah satu caranya adalah dengan menemui kader akar rumput dan masyarakat secara langsung.

"Kami canvassing terus. Pak Rommy (Ketua Umum PPP Romahurmmuziy) yang kebetulan tidak jadi caleg itu ya kerjanya memang keliling. Tidak pernah ada di Jakarta," ujar Arsul di kompleks parlemen, Selasa (18/12/2018).

Menurut dia, mengajak akar rumput yang belum mendukung Jokowi-Ma'ruf harus dengan pendekatan secara langsung. Elite PPP secara bergantian harus mendatangi kader dan masyarakat dari pintu ke pintu.

"Itu harus dilakukan oleh semua elite partai, baik Pak Rommy dan jajarannya termasuk saya," kata dia.

Selain dengan cara itu, PPP juga berinovasi dengan menyiapkan mobil keliling. Arsul mengatakan, PPP memiliki 50 mobil keliling yang tersebar di 50 daerah pemilihan.

Mobil keliling tersebut digunakan sebagai alat sosialisasi program-program Jokowi-Ma'ruf sekaligus para caleg PPP. Dengan demikian, PPP tidak hanya melakukan kampanye Pilpres tetapi juga Pileg.

Upaya ekstra dalam menambah dukungan untuk Jokowi-Ma'ruf ini dilakukan karena PPP merupakan partai baru yang bergabung dalam koalisi pendukung Jokowi. Pada Pilpres 2014, PPP masuk koalisi partai pendukung Prabowo-Hatta.

Kader akar rumput PPP pun banyak yang mendukung Prabowo-Hatta. Kini setelah PPP memutuskan mendukung Jokowi-Ma'ruf pada Pilpres 2019, Arsul mengklaim dukungan kader mulai meningkat.

Pada Pilpres 2014, hanya 31 persen kader yang mendukung Jokowi. Kini, jumlahnya naik lebih dari dua kali lipat yaitu 69 persen. Meski demikian, PPP akan tetap berusaha menaikan angka itu.

"Kami targetnya dukungan PPP ke Jokowi-Ma'ruf itu harus di atas 85 persen," ujar Arsul.

Sebelumnya, Ketua Umum PPP Romahurmuziy mengaku, saat ini pekerjaan rumah terbesar untuk memenangkan pasangan calon Joko Widodo-Ma'ruf Amin ada di partainya dan Golkar.

Sebab, masih banyak kader PPP dan Golkar yang diprediksi belum akan memilih Jokowi-Ma'ruf di Pilpres 2019.

Pasalnya, PPP dan Golkar tidak ikut mengusung Jokowi saat Pilpres 2014. Saat itu, PPP dan Golkar mengusung pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.

"Karena partai lain sudah mengusung Pak Jokowi pada 2014, angka meraka sudah relatif tinggi di atas 90 persen (kader yang pilih Jokowi-Ma'ruf). Pekerjaan rumah ada pada kami, PPP dan Golkar," kata Romi.

https://nasional.kompas.com/read/2018/12/18/20003691/berupaya-dongkrak-suara-jokowi-maruf-elite-ppp-keliling-daerah

Terkini Lainnya

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke