Jokowi mengatakan, salah satu tantangan yang dihadapi kini adalah melestarikan budaya Indonesia di tengah budaya dunia.
Namun, ia percaya budaya Tanah Air akan tetap lestari, berkat kontribusi para sejawaran maupun budayawan yang turut hadir dalam acara tersebut.
"Saya sering miris menghadapi tantangan kebudayaan yang semakin kompleks. Namun, saya yakin kebudayaan kita tetap mengakar kuat dalam ke-Indonesiaan kita, sekaligus tumbuh subur mewarnai belantara budaya dunia," ujar Jokowi, Minggu.
"Berkat semangat dan kerja keras bapak, ibu, semuanya yang luar biasa. Terima kasih sebesar-besarnya," sambung dia.
Selain itu, ia juga menyinggung soal interaksi yang tak melulu hanya berkontestasi. Jokowi mengatakan, diperlukan toleransi dalam berinteraksi, agar tidak memicu kecemburuan hingga ujaran kebencian.
"Kita harus membangun kesungguhan bersama untuk bertoleransi dan untuk berbagi. Kita harus menjaga agar interaksi tidak didominasi untuk berkontestasi semata, tetapi interaksi tersebut harus dilandasi jiwa toleransi dan semangat berbagi," katanya.
Di akhir sambutannya, Jokowi menutupnya dengan membacakan sebuah puisi berjudul Diponegoro karya Chairil Anwar.
Berikut puisi milik Chairil Anwar yang dibacakan Jokowi:
Di masa pembangunan ini
Tuan hidup kembali
Dan bara kagum menjadi api
Di depan sekali tuan menanti
Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali.
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati.
MAJU
Ini barisan tak bergenderang-berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu.
Sekali berarti
Sudah itu mati.
MAJU
Bagimu Negeri
Menyediakan api.
Punah di atas menghamba
Binasa di atas ditindas
Sesungguhnya jalan ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai
Maju
Serbu
Serang
Terjang
https://nasional.kompas.com/read/2018/12/10/06455931/saat-jokowi-bacakan-puisi-chairil-anwar-dalam-kongres-kebudayaan-indonesia