Jika terjadi, Kalla menyatakan hal itu mengulang apa yang terjadi pada KTT APEC kemarin dimana AS dan China juga mengalami kebuntuan terkait penyelesaian perang dagang di antara keduanya.
"Ini bisa jadi kelanjutan dari pertemuan APEC di Papua New Guinea. Kalau mengacu pada itu memang tidak dicapai keputusan. Ini juga di pertemuan antarmenteri (di KTT G-20) masih juga belum selesai," kata Kalla yang menghadiri KTT G-20, melalui keterangan tertulis, Jumat (30/11/2018).
Kalla menambahkan jika terjadi kebuntuan kembali antara AS dan China ihwal penyelesaian perang dagang tentu akan berimbas kepada perekonomian dunia.
Sebab kedua negara itu menjadi mitra perdagangan bagi banyak negara di dunia, termasuk Indonesia.
Karena itu Kalla berharap hasil yang terbaik dari KTT G-20 kali ini, khususnya terbangun kesepakatan yang baik dari AS dan China dengan negara peserta G-20 lainnya.
"Ya selalu yang kita harapakan adalah perdagangan bebas yang fair. Jadi free and fair. Jadi bukan hanya free, tapi tidak fair. Yang tidak fair itu kalau satu negara defisitnya terlalu besar," lanjut Kalla.
Kalla sebelumnya mengatakan perang dagang antara Amerika Serikat dan China mengambat perekonomian dunia.
Hal itu disampaikan Kalla dalam wawancara bersama sejumlah media sebelum berbicara di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 di Buenos Aires, Argentina, Kamis (29/11/2018).
Karena itu ia menyatakan misi Indonesia pada KTT G-20 adalah membuat perdagangan dunia menjadi lebih baik.
Kalla juga menyatakan Indonesia akan mengangkat isu perang dagang antara China dan Amerika Serikat (AS) dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 di Buenos Aires, Argentina, 30 November-1 Desember 2018.
https://nasional.kompas.com/read/2018/11/30/18545691/wapres-kalla-sebut-kebuntuan-antara-as-dan-china-di-apec-bisa-berlanjut-ke