Hal itu disampaikan Kalla dalam wawancara bersama sejumlah media sebelum berbicara di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 di Buenos Aires, Argentina, Kamis (29/11/2018).
Oleh karena itu, ia mengatakan, misi Indonesia pada KTT G-20 adalah membuat perdagangan dunia menjadi lebih baik.
"Yang perlu dipahami bersama adalah kunci dari permasalahan ekonomi saat ini adalah bagaimana mencari jalan keluar dari perang dagang antara dua raksasa ekonomi yakni Amerika dan Tiongkok," kata Kalla melalui keterangan tertulis dari tim media Wakil Presiden, Jumat (30/11/2018).
"Diakui, perang dagang keduanya menyebabkan ekonomi dunia melambat termasuk di Indonesia. Harga-harga komoditas dunia menurun karena permintaan barang-barang produksi juga menurun khususnya di China yang menjadi salah satu tujuan ekspor terbesar Indonesia.” lanjut dia.
Kalla memprediksi, akan ada negara lain yang menjadi korban dari perang dagang ini jika tak ada yang menengahi AS dan China.
Menurut Kalla, negara-negara lain yang selama ini bekerja sama dengan dua negara adidaya tersebut juga terkena efek negatif dari melemahnya perekonomian dunia.
Namun, Kalla menilai, angin perubahan positif mulai menunjukkan tanda-tanda kedatangannya di tengah perang dagang AS dan China.
Ia mencontohkan, AS yang mulai menunjukkan sikap dan kemauannya untuk bekerja sama dengan negara lain.
Baru-baru ini, Pemerintah AS mulai membangun komunikasi kembali dengan Kanada dan Meksiko terkait potensi dijalankannya kembali perjanjian dagang antara negara-negara di Amerika Utara atau yang selama ini dikenal dengan NAFTA.
“Ini step by step (perubahan ke arah lebih baiknya). Karena Amerika sendiri yang mula-mula membubarkan NAFTA, sekarang Amerika, Meksiko dengan Kanada kemudian mulai membangun komunikasi kembali," kata Kalla.
"Kita harapkan juga hubungannya dengan China tahap demi tahap akan membaik,” lanjut dia.
https://nasional.kompas.com/read/2018/11/30/12180741/wapres-kalla-sebut-perang-dagang-as-china-hambat-perekonomian-dunia