Anna memilih mundur karena masalah keluarga.
"Dia menghadap saya satu jam lebih sambil nangis, cerita masalah keluarga. Ya bagaimana, kalau saya paksa enggak boleh (mundur), ya enggak bisa, kan punya hak masing-masing," ujar Tjahjo dalam pembukaan pembekalan diklat kepala daerah gelombang II di Kantor BPSDM Kemendagri, Kalibata, Senin (26/11/2018).
Padahal, menurut Tjahjo, Anna termasuk bupati yang sukses pada periode sebelumnya. Dia menyayangkan kini Anna memilih mundur pada saat masa pemerintahan barunya masih seumur jagung.
Tjahjo mengingatkan, kepala daerah bahwa mereka dipilih melalui proses yang sangat panjang. Mulai dari rekrutmen partai hingga proses kampanye.
Ketika terpilih, itu adalah amanah yang diberikan oleh rakyat. Tjahjo berharap, masalah keluarga tidak membuat mereka melepaskan amanah itu begitu saja.
"Kalau ada masalah-masalah pribadi atau keluarga, tolong bisa dipertimbangkan dengan baik," kata Tjahjo.
Tjahjo mengaku bisa menerima jika kepala daerah mundur karena ingin mencalonkan diri dalam Pemilihan Legislatif.
Namun, dia berharap tidak ada yang mundur karena masalah seperti Anna.
"Saya kira, mudah-mudahan ini yang terakhir," ujar dia.
Anna Sophanah mengundurkan diri dari jabatannya karena ayahnya sedang sakit. Anna mundur agar bisa memberikan perhatian kepada kondisi ayahnya.
Anna sudah menemui Mendagri untuk menjelaskan alasan pengunduran dirinya pada Selasa (13/11/2018), di Kantor Kemendagri, jakarta.
Dalam pertemuan itu, Anna mengatakan, ibunya juga belum lama ini meninggal dunia karena sakit. Selama ibunya sakit, ia jarang memberi perhatian karena kesibukan sebagai bupati.
"Ketika ibu meninggal, saya tidak ada di rumah," kata dia.
https://nasional.kompas.com/read/2018/11/26/12300111/mendagri-berharap-tak-ada-lagi-kepala-daerah-yang-mundur-karena-masalah