Salin Artikel

Kirim Buku Gratis, Program yang Digagas Jokowi, Kini Terhenti

Setiap tanggal 17 tiap bulannya, perempuan yang akrab disapa Titin ini bisa mengirimkan 3 kardus buku seberat 45 kilogram lewat Kantor Pos di Lapangan Banteng Utara, Jakarta Pusat.

"Kalau kirim buku lewat jalur express biasa di PT Pos, 45 kg bisa makan ongkos Rp 3.240.000," kata Titin kepada Kompas.com, Rabu (14/11/2018).

Titin mengirim buku sebanyak itu untuk sejumlah rumah baca yang ada di kampung halamannya di Reok, Manggarai, Nusa Tenggara Timur.

Salah satunya adalah Bengkel Baca Reok, sebuah rumah baca yang didirikan oleh Titin. Harapannya bisa meningkatkan minat baca bagi anak-anak di NTT.

Baru setahun berdiri, rumah baca itu sudah memiliki koleksi 7000 buku. Sebagian besar buku itu adalah kiriman Titin dari Jakarta, yang ia dapat dari para donatur dan teman seprofesi.

"Awalnya buku koleksi pribadi. Akhirnya kenal puluhan donaturnya di Jakarta, di antaranya teman-teman wartawan di Istana dan aktivis perempuan," kata Titin yang berprofesi sebagai jurnalis di salah satu media daring.

Data yang didapat Kompas.com dari PT Pos Indonesia, sejak Mei 2017-Oktober 2018, perusahaan plat merah itu sudah melakukan 45.252 kali pengiriman buku gratis.

Total berat buku yang dikirim itu mencapai 288.978 kilogram.

Buku paling sering dikirim dari Jakarta sebanyak 16.838 kali.

Sementara Nusa Tenggara Timur menjadi daerah yang paling sering menjadi tujuan pengiriman, yakni sebanyak 10.700 kali.

Biaya kirim yang harus ditanggung oleh PT Pos Indonesia selama program ini berjalan mencapai Rp 13.459.892.352.

Dihentikan sementara

Sayangnya, program yang dirasakan sangat bermanfaat bagi para pegiat literasi ini harus dihentikan sementara terhitung mulai bulan November ini. Sebab, PT Pos Indonesia terkendala masalah pendanaan.

PT Pos tidak bisa lagi menanggung biaya pengiriman buku gratis karena sudah melebihi dana Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan.

"Ia sementara memang kita hentikan. Karena itu program yang sangat costly. Kami sedang mencari sumber pendanaan yang bisa dipikul bareng," kata Direktur Utama PT Pos Indonesia Gilarsi Setijono saat dikonfirmasi Kompas.com, Selasa (13/11/2018).

Gilarsi berharap, pemerintah bisa menemukan solusi yang tepat atas permasalahan ini. Ia berharap, PT Pos mendapat sokongan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan diharapkan bisa menggelontorkan sebagian anggarannya untuk mendukung program pengiriman buku gratis ini.

"Karena ini program yang tentu pencerdasan masyarakat, yang lebih relevan Mendikbud. Semoga Mendikbud respons positif," kata Gilarsi.


Payung hukum

Selain masalah pendanaan, program ini juga terganjal payung hukum yang belum tersedia. Program ini dijalankan semata-mata hanya berdasarkan instruksi lisan dari Presiden Jokowi.

Direktur Hubungan Strategis dan Kelembagaan PT Pos Indonesia Noer Fajrieansyah menjelaskan, program pengiriman buku gratis ini bermula dari instruksi lisan yang disampaikan Presiden Jokowi di hadapan pegiat Literasi, pada Mei 2017 lalu.

Instruksi itu langsung ditindaklanjuti oleh PT Pos Indonesia. Namun, regulasi yang mengatur mengenai program ini tak kunjung muncul.

"Berhubung karena belum ada regulasinya, maka nampaknya belum ada kementerian berkenan memikul tanggung jawab pendanaan tersebut," kata Fajrie.

PT Pos berharap Presiden Jokowi bisa menerbitkan payung hukum yang mengatur pengiriman buku gratis ini.

Dengan begitu, dana yang keluar untuk menanggung ongkos pengiriman buku gratis bisa dipertanggungjawabkan.

"Perlu ada regulasi tertentu setidaknya dikeluarkan oleh Presiden untuk memayungi program yang sangat mulia tersebut dalam bentuk Inpres," kata dia.

Fajrie menegaskan, jauh sebelum memutuskan untuk menghentikan program pengiriman buku gratis ini, PT Pos sudah berkoordinasi dengan pihak terkait untuk meminta kejelasan mengenai mekanisme pendanaan dan payung hukum.

PT Pos sudah menggelar rapat dihadiri Kementerian Sekretariat Negara, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Keuangan, Kementerian BUMN, dan Kementerian Komunikasi dan Informatika.

Namun, belum ada hasil signifikan sehingga PT Pos pun terpaksa menghentikan sementara program pengiriman buku gratis.

Tanggapan Istana dan Mendikbud

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengaku akan duduk bersama PT Pos Indonesia untuk membicarakan program pengiriman buku gratis yang kini terhenti.

"Kemendikbud akan duduk bersama dengan PT pos untuk mencari jalan keluar," kata Muhadjir kepada Kompas.com, Rabu (14/11/2018) pagi.

Muhadjir mengakui, sebelumnya sudah ada pembicaraan terkait anggaran pengiriman buku gratis ini.

Namun, menurut dia, Kemendikbud belum menindaklanjuti karena mengira dana CSR cukup untuk menanggung biaya yang harus dikeluarkan PT Pos.

"Dulu rencana akan diupayakan dana dari CSR perusahaan, tetapi kelihatannya belum berhasil hingga kini," kata Muhadjir.

Sementara itu, pihak Istana Kepresidenan belum ada yang bersedia berkomentar terkait masalah ini.

Kompas.com sudah menghubungi tiga staf khusus Presiden Jokowi, yakni Johan Budi, Erani Yustika dan Adita Irawati.

Namun ketiganya mengaku baru tahu soal program pengiriman buku yang terhenti ini dan akan melakukan pengecekan terlebih dahulu.

Harapan

Terhentinya program pengiriman buku gratis otomatis membuat Titin kesulitan mengirimkan buku ke taman baca di kampung halamannya.

"Sebelumnya selalu mengirim buku gratis setiap bulan, November ini tidak bisa lagi. Karena butuh ongkos yang cukup besar untuk mengirim buku melalui jalur express di PT Pos," ucap Titin.

Titin berharap, pemerintah bisa mencari solusi agar program pengiriman buku gratis ini bisa tetap dilanjutkan.

"Selain itu, pemerintah memberikan bantuan buku setiap bulan untuk rumah baca atau bengkel baca seperti yang dijanjikan Jokowi," ujar Titin.

Harapan juga disampaikan para pegiat literasi di tanah air lewat petisi di change.org.

Hingga Rabu (14/11/2018), petisi yang diinisiasi oleh Pustaka Bergerak itu telah ditandatangani oleh 4000 lebih warganet.

Seperti Titin, kebanyakan penandatangan petisi itu adalah para pegiat literasi yang telah merasakan manfaat dari program pengiriman buku gratis.

Selain kepada Presiden Jokowi, petisi ini juga ditujukan kepada Kementerian BUMN, Pos Indonesia, Kantor Staf Presiden, serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

https://nasional.kompas.com/read/2018/11/14/11253931/kirim-buku-gratis-program-yang-digagas-jokowi-kini-terhenti

Terkini Lainnya

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke