Cerita Ma'ruf Amin yang Gemar Baca Buku Fikih dan Cerita Silat

Fikih merupakan salah satu ranah keilmuan dalam syariat Islam yang membahas persoalan hukum yang mengatur berbagai aspek kehidupan manusia, mulai dari kehidupan pribadi, bermasyarakat hingga kehidupan manusia dengan Tuhannya.

Ma'ruf memandang fikih merupakan salah satu sarana terbaik untuk mencari solusi-solusi dalam menyelesaikan persoalan kehidupan.

"Sebagai kiai tentu referensi utamanya tafsir, hadist. Terutama fikih. Karena fikih itu sifatnya solusi. Fikih bisa beri solusi-solusi atas problem-problem," kata Ma'ruf di sela-sela kegiatannya makan bersama sejumlah tokoh Nahdlatul Ulama dan pimpinan pondok pesantren di Restoran Asep Stroberi, Tasikmalaya, Minggu (21/10/2018) malam.

Menurut Ma'ruf salah satu hal yang ia cari dengan membaca buku fikih adalah menemukan solusi-solusi penanganan konflik di masyarakat.

Ma'ruf dalam sejumlah kesempatan sering menyampaikan keinginannya agar masyarakat Indonesia tak berkonflik terkait persoalan ideologi.

Ia juga pernah mengingatkan, Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 telah disepakati bersama sebagai pedoman berbangsa dan bernegara.

Ma'ruf ingin masyarakat tak disibukkan dengan konflik-konflik, agar Indonesia bisa lebih fokus mengembangkan diri ke arah yang lebih baik.

"Solusi fikih sering bisa selesaikan persoalan konflik yang terjadi," kata Ma'ruf.

Ia pun mengungkapkan sejumlah nama penulis buku fiqih terkemuka, seperti Jalaluddin Al-Mahalli, Jalaluddin as-Suyuthi dan Syekh Nawawi al-Bantani.

Di sisi lain, Ma'ruf gemar membaca cerita silat karya Asmaraman S Kho Ping Hoo. Kho Ping Hoo setidaknya telah menghasilkan sekitar 120 seri komik silat

Sejumlah karya Kho Ping Hoo yang populer, seperti serial Bu Kek Siansu, Suling Emas, Pendekar Super Sakti, dan Suling Emas Naga Siluman.

"Cerita silat suka juga, (karya) Kho Ping Hoo suka," katanya.