Salin Artikel

Hashim Klaim Selisih Elektabilitas Jokowi dan Prabowo Hanya 6-8 Persen

Ia menyebut elektabilitas antara Prabowo-Sandi dan Jokowi-Ma'ruf saat ini hanya selisih 6-8 persen, bukan 20 persen seperti yang dirilis sejumlah lembaga.

"Saya tidak percaya semua survei itu. Itu semua salah," kata Hashim dalam pertemuan dengan sejumlah media asing di Media Center Prabowo-Sandi, di Kebayoran Baru, Jakarta, Jumat (19/10/2018).

Hashim menjawab pertanyaan kantor berita Perancis AFP, mengenai strategi untuk mengejar elektabilitas Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra itu lalu mengingatkan fenomena yang terjadi di Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu.

Saat itu, menurut dia, semua survei memprediksi calon petahana Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat akan menang di putaran pertama karena meraih lebih dari 50 persen.

"Semuanya salah, jauh," kata Hashim.

Kenyataannya, di putaran pertama, pasangan Basuki-Djarot unggul, tetapi hanya meraih 42,99 persen.

Namun, di putaran kedua, pasangan petahana itu akhirnya kalah dari pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno yang diusung Gerindra.

"Lembaga Survei yang sama sekarang mengatakan Jokowi memimpin dengan selisih 20 persen. Survei internal kita Jokowi hanya unggul 6-8 persen. Itu angka internal kita. Jadi bukan 20 persen," ucap Hashim.

Hashim pun meyakini, dalam waktu yang tersisa, Prabowo-Sandi bisa menaikkan elektabilitasnya hingga mengalahkan petahana.

"Kami yakin Jokowi jatuh. Kenapa sekarang dia masih unggul? Jokowi adalah pria yang disukai. Saya suka dia. Saya yang sponsor untuk dia datang ke Jakarta (maju di Pilgub DKI 2012)," kata Hashim.

"Dia orang yang baik. Tapi bukan pemimpin yang baik," tambah Hashim.

Saat ditemui usai acara, Hashim menyebut survei yang dimaksud melibatkan 2.000 responden dari seluruh Indonesia. Menurut dia, survei internal itu baru dilakukan beberapa minggu yang lalu.

Keterangan Hashim berbeda dengan pernyataan sebelumnya yang dilontarkan Sandiaga. Kemarin, Sandiaga menyebut bahwa survei internal yang dilakukan pihaknya melibatkan jutaan responden.

https://nasional.kompas.com/read/2018/10/19/18524811/hashim-klaim-selisih-elektabilitas-jokowi-dan-prabowo-hanya-6-8-persen

Terkini Lainnya

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke