Salin Artikel

Saat Ma'ruf Amin Nostalgia dengan Cak Nun Jelang Soeharto Lengser...

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 01, KH Ma'ruf Amin, punya kenangan tersendiri dengan budayawan Emha Ainun Najib alias Cak Nun.

Kenangan itu ia ceritakan saat menyambangi tempat tinggal Cak Nun di Bantul, Yogyakarta, Minggu (14/10/2018).

Ia menceritakan pertemuannya dengan Cak Nun di Istana Negara menjelang lengsernya Soeharto dari kursi kepresidenan karena krisi ekonomi dan politik pada tahun 1998.

Saat itu, Soeharto mengundang para tokoh agama dan masyarakat untuk meminta pendapat ihwal kelanjutannya menjalankan pemerintahan.

Kala itu pula, Soeharto tengah didesak mundur dari kursi kepresidenan oleh masyarakat.

Cak Nun dan Ma'ruf merupakan tokoh yang diundang bersama Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid, Nurcholis Majid atau Cak Nur, Malik Fadjar, Ahmad Bagja, Ali Yafie, Anwar Harjono, Ilyas Rukhiyat, dan Soetrisno Muhdam. 

"Saya kalau tidak salah itu pernah bertemu Cak Nun itu menjelang turunnya Pak Harto. Di Istana Negara. Mengantar Pak Harto turun," kenang Ma'ruf.

Saat itu, Soeharto didampingi oleh Menteri Sekretaris Negara Saadillah Mursjid dan penulis pidato Presiden, Yusril Ihza Mahendra.

Dalam pertemuan itu, Soeharto menawarkan dirinya memimpin bangsa Indonesia menuju reformasi, namun tak direspons positif oleh para tokoh yang hadir.

Kenangan berikutnya yakni selain bertemu di Istana Negara, Ma'ruf kembali bertemu dengan Cak Nun di Mekah.

"Sudah itu masing-masing dari kita sibuk. Dan saya memang ingin mohon restu, mohon doanya, karena saya sekarang ini diajak Pak Jokowi untuk jadi (calon) wakil presiden," lanjut Ma'ruf.

https://nasional.kompas.com/read/2018/10/14/20304231/saat-maruf-amin-nostalgia-dengan-cak-nun-jelang-soeharto-lengser

Terkini Lainnya

Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Nasional
Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Nasional
Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Nasional
Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Nasional
Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Nasional
Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Nasional
Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Nasional
Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Nasional
Polri Setop Sementara Kirim Surat Tilang Lewat WhatsApp, Bakal Evaluasi Lebih Dulu

Polri Setop Sementara Kirim Surat Tilang Lewat WhatsApp, Bakal Evaluasi Lebih Dulu

Nasional
Selain Eko Patrio, PAN Juga Dorong Yandri Susanto Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Selain Eko Patrio, PAN Juga Dorong Yandri Susanto Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Fahira Idris Kecam Serangan di Rafah, Sebut Israel dan Sekutu Aib Peradaban Umat Manusia

Fahira Idris Kecam Serangan di Rafah, Sebut Israel dan Sekutu Aib Peradaban Umat Manusia

Nasional
PELNI Buka Lowongan Kerja Nahkoda dan KKM Periode Mei 2024

PELNI Buka Lowongan Kerja Nahkoda dan KKM Periode Mei 2024

Nasional
Ungkit Kasus Firli dan Lili, ICW Ingatkan Jokowi Tak Salah Pilih Pansel Capim KPK

Ungkit Kasus Firli dan Lili, ICW Ingatkan Jokowi Tak Salah Pilih Pansel Capim KPK

Nasional
Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Nasional
SYL Sebut Perjalanan Dinas Atas Perintah Presiden untuk Kepentingan 280 Juta Penduduk

SYL Sebut Perjalanan Dinas Atas Perintah Presiden untuk Kepentingan 280 Juta Penduduk

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke