Meski menurutnya sudah bagus, ia masih memiliki beberapa catatan kecil terhadap latihan yang dilakukan di Jalan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Jumat (14/9/2018) pagi.
Simulasi tersebut diikuti oleh ratusan orang yang berperan sebagai massa pendemo, sebagian merupakan anggota kepolisian.
Menurut Ari, beberapa dari massa terlalu "nakal" dalam menjalankan perannya.
"Mungkin karena ini sifatnya latihan, saya lihat tadi ada anak-anak (massa) yang seharusnya tidak bertindak seperti itu," ujarnya di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta Pusat, Jumat (14/9/2018).
Selain itu, ia juga ingin agar jajarannya lebih menguasai tahapan-tahapan pengamanan dalam mengatasi keadaan dengan tingkat aman, agak rawan, hingga rawan.
Pengamanan yang dilakukan selalu bertahap, dan selalu diusahakan dengan proses negosiasi terlebih dahulu.
"Pasti diawali, tadi kita bisa lihat, Dalmas awal, ada polwan, himbauan-himbauan, negosiasi dulu. Semua bertahap dengan baik-baik, mulai dari tindakan pembubaran massa, sampai dengan tim anarkis," terangnya.
Ketika situasi sudah memasuki tahap rawan, barulah anggota Brimob yang dikerahkan. Tembakan-tembakan peringatan dan bahkan jika diperlukan, tembakan akan diarahkan kepada massa yang anarkis.
Secara keseluruhan, ia ingin latihan tersebut semakin mempersiapkan personelnya mengantisipasi keadaan yang mengancam keamanan menjelang pemilu.
"Kalau penyempurnaan-penyempurnaan dalam pelatihan supaya para peserta bisa memahami, ketika dia akan main nanti sudah tidak bingung lagi," tutur Ari.
https://nasional.kompas.com/read/2018/09/14/13412951/simulasi-pengamanan-pemilu-wakapolri-beri-catatan-kepada-anak-buahnya