"Pernyataan Pak Menteri aneh, peningkatan anggaran kemiskinan kok agar presiden petahana bisa terpilih lagi. Sejatinya Peningakatan bansos dan anggaran kemiskinan untuk kurangi kemiskinan, bukan agar presiden terpilih lagi," kata Sodik kepada Kompas.com, Sabtu (18/8/2018).
Ketua DPP Partai Gerindra ini menilai Idrus sudah melakukan blunder. Ia pun khawatir dana bansos yang sudah dianggarkan pemerintah tak terkelola dengan baik karena niat yang salah ini.
"Jika salah niat, salah misi, maka dapat dipastikan akan salah dalam mengelola dan memberdayakan anggaran tersebut," kata dia.
Anggaran bantuan sosial Program Keluarga Harapan (PKH) meningkat 2 kali lipat pada tahun depan menjadi Rp 34,4 triliun, dari sebelumnya Rp 17 triliun.
Kenaikan ini sudah tercatat dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) tahun 2019, yang sudah diserahkan Presiden Joko Widodo kepada DPR, Kamis (16/8/2018) lalu.
Mensos Idrus Marham sebelumnya berharap, dengan kenaikan dana bantuan ini, masyarakat bisa menyadari bahwa pemerintahan Jokowi memang berupaya meningkatkan kesejahteraan rakyat kecil. Efeknya, ia berharap elektabilitas Jokowi bisa meningkat dan terpilih kembali pada Pilpres 2019 mendatang.
"Ya kan kalau Pak Jokowi berhasil dapat pahala, ya kenapa tidak ? Orang juga berbuat amal itu ada pahalanya," kata Idrus.
"Jadi kalau Pak Jokowi dinilai berhasil di dalam program-program pembangunan selama ini, kalau dapat pahala dalam arti rakyat memilih kembali, itu kan pahala," tambah politisi Golkar ini.
https://nasional.kompas.com/read/2018/08/18/15013751/politisi-gerindra-aneh-bansos-kok-supaya-presiden-terpilih-lagi