Salin Artikel

[KLARIFIKASI] BMKG Luruskan Informasi soal Gempa Susulan yang Viral di Media Sosial

Status Didik menuliskan soal masih adanya energi relaksasi sebesar 6,9 yang belum lepas setelah gempa Lombok.

Informasi ini menimbulkan keresahan, khususnya bagi warga Lombok. Banyak yang menanyakan kebenaran informasi tersebut.

Informasi yang beredar:

Pagi saya sudah tulis gempa 7,0 = 4x gempa 6,4. Saya serba salah jika saya tulis gempa susulan bisa 6+ karena pasti akan resah.

Gempa 6,4 relaksasi gempa 5+
Gempa 7,0 relaksasi gempa 6+

Sudah 1x gempa 6,2. Secara teori masih tersisa energi relaksasi sebesar 6,9 yang bisa direlaksasi dalam beberapa masa.

Bisa cepat atau beberapa tahun. Dalam beberapa kali gempa 6+ atau dan puluhan-ratusan gempa 5++

Tetap waspada. Jangan resah.

Penelusuran Kompas.com:

Kompas.com menelusuri akun facebook Didik Widjaja. Dari hasil penelusuran, didapatkan jika status tersebut sudah tidak ditemukan pada laman Facebook Didik.

Saat dikonfirmasi Kompas.com,  Kepala Humas BMKG Hary Tirto Djatmiko menyampaikan rilis resmi lembaganya dan menyatakan bahwa pemilik akun yang menyebarkan informasi iu bukan pegawai BMKG.

Adapun, klarifikasi yang diberikan BMKG sebagai berikut:

1. Hasil kajian tersebut (yang dilakukan Didik) tidak menyebutkan sumber data yang digunakan dan metode analisa yang digunakan sehingga BMKG tidak dapat menilai tingkat kebenaran dan akurasi kajian tersebut.

2. Hingga saat ini, belum ada teknologi yang dapat memprediksi gempa bumi dengan tepat dan akurat, baik kapan, di mana, dan berapa kekuatan gempa tersebut.

BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak mudah percaya kepada informasi viral yang tidak bersumber dari lembaga berwenang.

"Masyarakat diimbau untuk terus meng-update informasi BMKG melalui twitter @infoBMKG, website BMKG, serta aplikasi "Info BMKG"" kata Hary, Senin (13/8/2018).

Aplikasi BMKG ini dapat diunduh di Play Store dan App Store.

Tanggapan Kepala BNPB

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho juga memberikan klarifikasi terkait informasi ini dilengkapi dengan tangkapan layar status Didik melalui akun Twitter-nya, @Sutopo_PN.

Selain itu, dalam twitnya, Sutopo mengimbau siapa pun untuk tidak menyebarkan prediksi gempa di media sosial karena bisa menimbulkan keresahan.

"Jika memang bisa memprediksi, sampaikan ke BMKG dan BNPB untuk dijadikan masukan kebijakan. Jangan disebarkan di sosial media," twit Sutopo.

Permintaan maaf dari DW:

Sementara, pada hari ini, Didik Widjaja juga mengunggah status permintaan maaf yang ditujukan kepada warga Lombok, BMKG, dan BNPB.

Permintaan maaf ini diunggah melalui akun Facebook-nya:

Pertama saya minta maaf kepada warga Lombok, BMKG, BNPB atas ketidaknyamanannya atas komentar yang saya tulis tentang sisa energi relaksasi. Tak ada sedikitpun niat sengaja.

Kedua, untuk ketertiban bersama, saya cabut komentar saya tersebut dan kita bersama tetap mengacu BMKG dan BNPB.

Ketiga, saya murni menulis untuk membantu netizen Lombok di FB saya.

Sama halnya dengan tujuan BMKG & BNPB membantu warga Lombok.

Namun mungkin cara saya kurang tepat sehingga untuk selanjutnya saya tidak lanjutkan menulis untuk netizen FB saya di Lombok.

Sekali lagi saya minta maaf untuk warrga Lombok, BMKG, BNPB.

Didik Widjaja

Tetap waspada dan tenang.

https://nasional.kompas.com/read/2018/08/13/15205141/klarifikasi-bmkg-luruskan-informasi-soal-gempa-susulan-yang-viral-di-media

Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke