Pasalnya, Salim Segaf merupakan salah satu kandidat cawapres yang direkomendasikan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama. Selain Salim Segaf, GNPF juga merekomendasikan Ustaz Abdul Somad.
"Kalau Pak Prabowo mau mengambil Pak Salim, tandanya sudah ada dukungan rekomendasi ijtima ulama," ujar Sohibul saat memberikan keterangan pers di kantor DPP PKS, Jakarta Selatan, Selasa (7/8/2018).
Meski demikian, lanjut Sohibul, PKS masih terus menjalin komunikasi dengan Partai Gerindra dalam membahas figur cawapres.
Sebab, hingga saat ini Prabowo belum menentukan siapa cawapres yang akan mendampinginya maju pada Pilpres 2019.
"Tetapi, Pak Prabowo hingga hari ini cuma pegang bola saja dan tidak jelas bolanya akan dilempar ke mana. Di situlah kami terus bangun komunikasi politik," kata Sohibul.
Di sisi lain, PKS juga masih terus berkomunikasi dengan Partai Gerindra terkait pembentukan koalisi.
Menurut Sohibul, meski belum ada deklarasi koalisi secara resmi, secara de facto PKS dan Gerindra telah menjalin kerja sama selama ini.
"PKS dan Gerindra sudah ada koalisi secara de facto, tapi koalisi memang belum tuntas sampai koalisi secara de jure. Sampai de jure yang sekarang sedang proses," ucap Sohibul.
Selain PKS, partai calon mitra koalisi lainnya juga mengajukan nama sebagai cawapres pendamping Prabowo.
Diketahui, Partai Amanat Nasional (PAN) telah mengusulkan ketua umumnya, Zulkifli Hasan.
Sementara Partai Demokrat disebut mengajukan nama Agus Harimurti Yudhoyono.
Selain itu sempat beredar pula nama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Bahkan, belakangan nama Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno disebut masuk dalam bursa cawapres.
https://nasional.kompas.com/read/2018/08/07/22533421/pks-prabowo-cuma-pegang-bola-tak-jelas-akan-lempar-ke-mana