Salin Artikel

Keluarga Korban Minta Kejagung Tak "Gantung" Kasus Pelanggaran HAM Berat

Sumarsih menyatakan bahwa keluarga korban dan korban pelanggaran HAM berat meminta penyidikan harus dilakukan sesegera mungkin.

"Kejaksaan Agung harus memberikan kepastian hukum terhadap kasus-kasus pelanggaran HAM. Jangan digantung," kata Sumarsih di Kantor Kontras, Jakarta, Kamis (19/7/2018).

Sumarsih memandang, hingga saat ini tidak ada perkembangan atas penyidikan kasus-kasus pelanggaran HAM berat masa lalu.

Bahkan, untuk kasus Semanggi I dan Semanggi II, ia merasa Jaksa Agung menghindar atas kewajibannya menindaklanjuti penyidikan kasus.

"Misalnya berkas penyidikan Komnas HAM untuk kasus Semanggi I dan II dinyatakan hilang," ujar Sumarsih.

Sumarsih meminta agar Kejagung melakukan penyidikan terhadap sejumlah kasus pelanggaran HAM berat masa lalu pada tahun ini.

Apabila tahun ini Jaksa Agung tidak melakukannya, maka ia memandang Presiden Joko Widodo perlu mengganti Jaksa Agung.

Sumarsih merupakan ibunda dari Benardinus Realino Norma Irawan atau Wawan. Sang putra merupakan mahasiswa Universitas Katolik Atma Jaya yang tewas ditembak pada Tragedi Semanggi pada 1998 silam.

Sejak tewasnya Wawan, Sumarsih terus menyuarakan keadilan terhadap kasus-kasus pelanggaran HAM berat masa lalu.

Salah satunya dilakukan melalui aksi Kamisan, yakni berdiri selama 1 jam di depan Istana Presiden setiap hari Kamis sambil menyuarakan keadilan.

https://nasional.kompas.com/read/2018/07/19/17204981/keluarga-korban-minta-kejagung-tak-gantung-kasus-pelanggaran-ham-berat

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke