"Kalau tidak mampu menjangkau parliamentary threshold, untuk apalagi kita masih bertahan disitu," kata Rufinus kepada Kompas.com, Selasa (17/7/2018).
Rufinus menilai, tanda-tanda Hanura tidak lolos ke parlemen sudah terlihat dari hasil survei sejumlah lembaga. Dalam berbagai survei itu, perolehan suara Hanura masih jauh dari syarat ambang batas lolos ke parlemen (parliamentary threshold) sebesar 4 persen.
Ia menduga penurunan elektabilitas Hanura ini tidak lepas dari dualisme kepemimpinan yang belakangan terjadi. Setelah Wiranto menyerahkan tampuk kepemimpinan ke Oesman Sapta Odang, terjadi perpecahan di internal Hanura.
Selain Oesman Sapta, ada juga Daryatmo yang mengklaim dirinya sebagai ketua umum yang sah.
Rufinus mengaku tidak ikut dalam kubu manapun. Namun, ia menilai dualisme kepemimpinan ini telah membuat para kader gerah.
"Yang (kubu) di sana kabur, disini juga kabur," kata dia.
Rufinus bukan satu-satunya anggota DPR fraksi Hanura yang memutuskan untuk pindah partai. Ia pun mengaku pindah ke Nasdem dengan ikut gerbong Dossy Iskandar, yang tak lain adalah rekannya di fraksi Hanura DPR RI. Bahkan, ia menyerahkan sepenuhnya kepada Dossy partai mana yang akan menjadi tempatnya berlabuh.
"Kalau memang jatuhnya ke sana (Nasdem), anatomi partai Nasdem cocok dengan kita," kata dia.
https://nasional.kompas.com/read/2018/07/17/10012701/khawatir-hanura-tak-lolos-ke-dpr-rufinus-pindah-ke-nasdem