Salin Artikel

Dua Kasus Terorisme yang Hantui Pilkada...

Tiga ledakan terdengar di rumah kontrakan yang dihuni terduga pemilik bom bernama Anwardi.

Akibat ledakan tersebut, putra Anwardi mengalami luka-luka akibat terkena serpihan bom.

Anwardi melarikan diri dari lokasi kejadian, sementara perempuan yang diduga merupakan istri Anwardi diamankan oleh aparat kepolisian.

Sebelumnya, dua orang terduga teroris diciduk polisi di Depok pada 23 Juni 2018 lalu. Keduanya ditembak mati karena menyerang petugas dengan senjata api dan pisau.

Ada kesamaan antara dua peristiwa penangkapan tersebut.

Baik terduga teroris di Depok maupun pemilik bahan peledak di Pasuruan diduga kuat bakal melancarkan aksi teror bom pada saat penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak pada 27 Juni 2018 lalu.

"Bom ini tadinya rencananya oleh kelompok ini digunakan untuk menyerang TPS-TPS pada saat Pilkada," kata Kapolri Jenderal Tito Karnavian terkait ledakan yang terjadi di Pasuruan.

Sementara itu, terduga teroris yang ditembak mati di Depok beberapa waktu lalu juga diduga merencanakan untuk melakukan aksi teror pada Pilkada Jawa Barat.

Keduanya, yang berinisial AS dan AZW alias MRS juga pernah mengikuti latihan semi militer di Gunung Gede pada tahun 2014 silam.

"Merencanakan amaliyah dalam pelaksanaan Pilkada Jabar 2018," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Mohammad Iqbal dalam keterangannya.

Adapun Tito mengungkapkan, ledakan yang terjadi di Pasuruan belum dikategorikan sebagai aksi terorisme.

Akan tetapi, diduga pemilik bom sudah merencanakan untuk melakukan serangan yang kemudian urung dilakukan.

Tito menuturkan, pihaknya melakukan operasi besar untuk memberantas kelompok terorisme sejak peristiwa rangkaian aksi teror bom di Surabaya bulan Mei 2018 lalu. Sejak saat itu, sebanyak 138 terduga teroris telah ditangkap.

Polri pun melakukan pengejaran terhadap anggota-anggota kelompok terorisme. Hal ini dipandang memberikan tekanan kepada mereka.

"138 orang tertangkap setelah bom Surabaya dan kemudian kita melakukan pengejaran-pengejaran kepada mereka. Tekanan-tekanan ini membuat kelompok-kelompok ini menjadi ragu-ragu," sebut Tito.

https://nasional.kompas.com/read/2018/07/06/18054711/dua-kasus-terorisme-yang-hantui-pilkada

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke