Diperkirakan, 65 persen warga pria Indonesia adalah perokok dan secara umum Indonesia merupakan pasar rokok terbesar kedua di Asia setelah China.
Situs tobbacoatlas.org mencatat 53,7 juta orang dewasa Indonesia adalah perokok aktif. Sementara 2,6 juta pemuda Indonesia memiliki hobi yang sama.
Angka perokok yang tinggi ini membuat Indonesia menjadi negara dengan jumlah perokok terbesar ketiga di dunia setelah Rusia dan China. Tahun lalu saja, 336 miliar batang rokok terjual di Indonesia.
Diperkirakan, para perokok Indonesia menggunakan 5-7 persen penghasilan mereka setiap bulan untuk membeli rokok atau produk lain turunan tembakau.
Tak heran banyak pabrik rokok beroperasi di Indonesia. Berikut empat pabrik rokok dengan volume produksi terbesar di negeri ini:
PT HM Sampoerna
Di urutan pertama adalah PT HM Sampoerna (HMSP) yang menguasai 33,4 persen pasar rokok nasional.
HMSP merupakan anak perusahaan PT Philip Morris Indonesia yang berafiliasi dengan perusahaan rokok internasional Philip Moris International Inc.
Didirikan Liem Seeng Tee pada 1913, kini HMSP memiliki karyawan sebanyak 28.212 orang hingga akhir 2017.
Perusahaan yang berkantor pusat di Surabaya ini pada tahun lalu meraup laba bersih sebesar Rp 12,6 triliun dari penjualan 101,3 miliar batang rokok.
PT Gudang Garam Tbk
Selanjutnya adalah PT Gudang Garam Tbk (GGRM). Perusahaan ini didirikan pada 1958 oleh Surya Wonowidjoyo.
GGRM berkantor pusat di Kediri dan memiliki total 35.272 karyawan di seluruh sektornya.
Tahun lalu, perusahaan ini berhasil menjual 78,7 miliar batang rokok dan mendapatkan laba bersih Rp 7,8 triliun.
PT Djarum
PT Djarum merupakan perusahaan keluarga yang didirikan Oei Wie Gwan pada 1951. Sepeninggalnya, perusahaan ini diteruskan sang putra, Robert Budi Hartono.
PT Djarum merupakan satu-satunya perusahaan rokok besar di Indonesia yang tidak mendaftarkan diri di Bursa Efek Indonesia sehingga tidak diketahui data keuangan, termasuk laba yang didapat.
Perusahaan yang memiliki 75.000 orang karyawan ini berpusat di Kudus, Jawa Tengah. Pada 2017, Djarum menjual 58,8 miliar batang rokok.
PT Bentoel Internasional Investama
PT Bentoel Internasional Investama (RMBA) didirikan pada 1930 oleh Ong Hok Liong.
Perusahaan rokok terbesar ke-4 di Indonesia ini memiliki dua kantor pusat, yakni di Jakarta dan Malang, dengan jumlah karyawan lebih dari 6.000 orang.
Pada 2017 tercatat laba kotor yang didapatkan PT Bentoel mencapai Rp 2,09 triliun.
https://nasional.kompas.com/read/2018/05/31/17281561/inilah-4-produsen-rokok-terbesar-di-indonesia