Salin Artikel

Biaya Umrah Rp 14,3 Juta Tak Cukup, Ini yang Dilakukan First Travel

Selain hukuman penjara, Andika dan Anniesa juga diwajibkan membayar denda Rp 10 miliar.

Adapun, Direktur Keuangan sekaligus Komisaris First Travel Siti Nuraida Hasibuan alias Kiki divonis penjara 15 tahun dan denda Rp 5 miliar.

Ketiganya didakwa dengan pasal terkait tindak pidana pencucian uang.

Sebanyak lebih dari 63.000 orang calon jemaah tidak diberangkatkan umrah ke Tanah Suci dengan kerugian mencapai Rp 905,33 miliar.

Dalam pembacaan vonis, Hakim Ketua Sobandi menyatakan, ketiga bos First Travel mengetahui bahwa biaya paket umrah promo sebesar Rp 14,3 juta yang ditawarkan tidak cukup.

Baca: Bos First Travel Sadar Biaya Rp 14,3 Juta Tak Cukup untuk Umrah

Untuk itu, First Travel memberlakukan sejumlah strategi agar tetap banyak calon jemaah yang tertarik dengan promo umrah yang ditawarkan.

"Sejak tahun 2015 membuka cabang First Travel di Medan, Kuningan (Jakarta Selatan), Jalan TB Simatupang (Jakarta Selatan), Bandung, dan Bali. Tugasnya memasarkan paket umrah dan menerima pendaftaran calon jemaah," kata Sobandi dalam persidangan di PN Depok, Rabu (30/5/2018).

Tidak hanya itu, First Travel juga membentuk jaringan pemasaran di seluruh Indonesia dengan cara membentuk agen kemitraan. Majelis hakim menyebut, ada sekitar 835 agen kemitraan yang berstatus aktif.

First Travel pun menjual franchise atau waralaba ke beberapa kota, antara lain Jakarta, Malang, dan Surabaya. Dengan membayar biaya waralaba Rp 1 miliar, pemegang waralaba berhak merekrut calon jemaah umrah.

Selain itu, First Travel juga menyebarkan informasi terkait paket umrah promo melalui media sosial maupun brosur dengan tampilan menarik. Isinya antara lain First Travel akan memberangkatkan para calon jemaahnya.

First Travel pun memberangkatkan sejumlah figur publik ke Tanah Suci untuk umrah, dengan syarat harus mengunggah aktivitas umrah di media sosial mereka minimal dua kali sehari. Figur publik tersebut antara lain Syahrini dan Vicky Zhu.

https://nasional.kompas.com/read/2018/05/30/16210211/biaya-umrah-rp-143-juta-tak-cukup-ini-yang-dilakukan-first-travel

Terkini Lainnya

Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke