Apalagi saat ini DPR sedang berbenah untuk membangun citra positif dan kepercayaan masyarakat.
Bamsoet mengakui tak mudah menyamakan komitmen semua anggota dewan agar menghindari perilaku koruptif demi menjaga marwah lembaga parlemen.
"Tidak mudah mendorong 560 anggota DPR dari 10 partai politik untuk mengayunkan langkah bersama membangun citra dan menjaga marwah DPR," kata Bamsoet, sapaannya, dalam keterangannya, Sabtu (5/5/2018).
Meski demikian, politisi Partai Golkar tersebut berharap OTT kali ini menjadi pelajaran bagi ratusan anggota lainnya di DPR.
"Saya berharap ini merupakan OTT terakhir bagi anggota DPR. Saya mendukung langkah KPK melakukan OTT untuk memberantas korupsi," kata Bamsoet.
Bamsoet menambahkan, saat ini pihaknya masih menunggu penjelasan lebih lanjut dari KPK mengenai identitas resmi anggota DPR yang terkena OTT tersebut.
Sebelumnya, Juru Bicara KPK Febri Diansyah mengonfirmasi bahwa salah satu yang ditangkap dalam operasi tangkap tangan (OTT) pada Jumat (4/5/2018) malam adalah anggota Komisi XI DPR RI.
"Penyelenggara negara yang diamankan 1 orang dari Komisi XI DPR RI. Uang diduga berasal dari pihak swasta rekanan di daerah," ujar Febri saat dikonfirmasi, Sabtu (5/5/2018).
Menurut Febri, anggota DPR tersebut diduga menerima suap terkait dengan usulan anggaran dari daerah di Provinsi Jawa Barat, untuk dimasukkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2018.
Hingga saat ini, anggota Komisi XI DPR tersebut dan delapan orang lainnya masih menjalani pemeriksaan intensif di Gedung KPK.
Rencananya, sore ini KPK akan menggelar jumpa pers terkait penanganan perkara tersebut.
https://nasional.kompas.com/read/2018/05/05/14305081/anggotanya-kena-ott-kpk-ketua-dpr-akui-tak-mudah-samakan-komitmen