Salin Artikel

Napi Bandar, Pengedar, dan Pengguna Narkoba Masih Bercampur di Lapas

Ia menyebutkan, sekarang ini kondisi lapas kasus narkoba kurang ideal.

“Lapas pengedar dan pemakai narkoba jumlahnya hampir 90.000. Bandar, pengedar dan pengguna narkoba masih bercampur,” tuturnya usai acara serah terima jabatan di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, Jakarta, Jumat (4/5/2018).

Sri mengatakan, pemerintah terus mengkaji regulasi terkait melibatkan pihak swasta untuk mengelola lapas. 

Jika pengelolaan lapas oleh swasta terwujud, akan ada banyak kemungkinan positif yang timbul.  

“Misalnya lapas Salemba yang sudah tidak optimal dalam pembinaan, dipindah ke Ciangir dengan pihak swasta. Kemudian lapas Salemba digunakan untuk bisnis karena nilai ekonomis sangat luar biasa, meningkatkan nilai aset dari barang milik negara,” ucapnya.

Tetapi, ucap Sri, ada regulasi yang mengatur pihak swasta dalam membangun. Misalnya, dalam waktu 25 tahun harus dimiliki dan dikelola oleh pemerintah.

Dia menyatakan, terkait sarana prasarana sudah ada aturan yakni Perpres 38 tahun 2015 tentang kerjasama pemerintah dengan badan usaha dalam penyediaan insfrastruktur pemasyarakatan.

Sebelumnya, Sri menilai hanya ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menyelesaikan masalah kelebihan kapasitas lapas.

Pertama yakni menambah kapasitas lapas, kedua secepatnya mengeluarkan napi dari dalam lapas.

"Tetapi kalau bangun terus kan masa bangun lapas terus sih, apa enggak lebih enak bangun sekolahan, rumah sakit dari pada bangun lapas rutan?," ucapnya.

https://nasional.kompas.com/read/2018/05/04/18432141/napi-bandar-pengedar-dan-pengguna-narkoba-masih-bercampur-di-lapas

Terkini Lainnya

Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Nasional
Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Nasional
Dilema Prabowo Membawa Orang 'Toxic'

Dilema Prabowo Membawa Orang "Toxic"

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Nasional
Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Nasional
Menakar Siapa Orang 'Toxic' yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Menakar Siapa Orang "Toxic" yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Nasional
Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke