1. KSPI dukung Prabowo asalkan...
Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) memutuskan akan mendukung Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebagai calon presiden 2019. Mereka akan mendeklarasikan dukungan kepada Prabowo pada peringatan Hari Buruh Internasional, 1 Mei 2018.
Namun, ada syarat untuk mendapat dukungan itu. Prabowo harus menandatangani kontrak politik atau disebut sepultura (10 tuntutan rakyat dan buruh).
Kontrak itu antara lain menolak upah murah dengan mencabut Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan, dan merealisasikan 84 item kebutuhan hidup layak (KHL).
Buruh juga meminta penghapusan tenaga alih daya (outsourcing). Mereka juga menuntut peningkatan benefit jaminan sosial, jaminan kesehatan, dan jaminan pensiun.
KSPI juga meminta agar capres berani mengangkat guru honor dan tenaga honor menjadi pegawai negeri sipil serta menyediakan perumahan murah bagi buruh.
2. Rencana hidup dua remaja yang menikah di Bantaeng
FA dan Sy, dua orang di bawah umur yang menikah di Bantaeng, Sulawesi Selatan, pada 23 April 2018, berencana menunda untuk memiliki momongan.
Sy (14) yang telah putus sekolah sejak SD kini bekerja sebagai buruh bangunan untuk menghidupi keluarganya. Adapun FA (15) akan melanjutkan sekolah hingga SMA sebelum memutuskan untuk memiliki anak.
Keluarga mereka memutuskan untuk menikahkan keduanya untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Pernikahan itu juga diharapkan dapat memperbaiki kondisi ekonomi keluarga FA yang kurang terurus sejak ibunya meninggal dunia dan ayahnya sakit.
3. Dugaan intimidasi di acara CFD
Video tentang aksi massa dalam acara car free day di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, menarik komentar para pengguna media sosial.
Video itu memperlihatkan sekelompok orang dengan kaus bertulisan #2019GantiPresiden yang mengerumuni sejumlah orang yang mengenakan kaus bertuliskan #DiaSibukKerja.
Kejadian itu disayangkan karena seorang anak tampak menangis ketika ia dan ibunya dikerumuni kelompok tersebut.
Koordinator Staf Khusus Presiden Teten Masduki menyesalkan adanya intimidasi sebagian kelompok warga tersebut. Ia menilai bahwa memilih presiden merupakan hak dan setiap warga bebas menggunakan hak tersebut tanpa ada tekanan dari pihak lain.
Akibat kejadian itu, pria dan perempuan yang merasa diintidasi oleh kelompok massa tersebut akhirnya melapor ke polisi.
https://nasional.kompas.com/read/2018/04/30/19450001/rame-hari-ini-senin-30-april-2018