"Ini juga satu hal yang saya kecewa dari perusahaan online belum datang. Saya harapkan mereka segera melakukan koordinasi," kata Budi Karya di Mapolsek Metro Jakarta Barat, Sabtu (28/4/2018).
Budi Karya mengatakan, sebuah perusahaan mestinya bisa berempati kepada korban yang terkena musibah. Menurutnya, hal itu merupakan kunci untuk menjadi perusahaan besar.
"Bukan masalah materi tetapi empati itu penting. Kalau akan menjadi perusahaan besar, empati kepada konsumen harus disampaikan. Dan empati itu menjadi bagian berarti bagi kita semua, apalagi keluarga korban," katanya.
Sebelumnya, kakak SS, S, mengungkapkan kekecewaannya terhadap Grab yang tidak memberikan perhatian kepada adiknya. S mengeluhkan lambatnya respons dari pihak Grab ketika ia mengadukan peristiwa penyekapan.
"Jujur saya kecewa sama pihak taksi online yang bersangkutan. Ketika saya melapor, tanggapannya tuh sangat lambat. Sampai saat ini pun, belum ada perhatian atau tanggapan secar langsung kepada korban," kata S.
Senin (23/4/2018), SS menjadi korban penyekapan dan perampokan yang dilakukan LI bersama dua kawannya, SN dan AP. Belakangan, diketahui bahwa ketiga pelaku menggunakan akun milik ayah tiri LI, Gugus.
LI telah meninggal dunia akibat melawan polisi saat hendak ditangkap. Sementara dua lainnya SN dan AP terkena tembakan peringatan di kaki kanan yang masih dalam pemeriksaan di Mapolsek Metro Jakarta Barat.
https://nasional.kompas.com/read/2018/04/28/20175311/menhub-sayangkan-operator-taksi-online-tak-punya-empati-ke-korban-penyekapan