Salin Artikel

Kekuatan Jokowi Untuk Pilpres 2019 Dianggap Lebih Besar Daripada 2014

"Beda banget, 2014 elektabilitas Jokowi dengan sekarang jelas berbeda. Lebih tinggi sekarang," ujar Maruarar di Universitas Indonesia, Jakarta, Jumat (20/4/2018).

Dari segi dukungan politik, Jokowi kini berhasil merangkul lebih banyak partai politik. PDI-P, Partai Golkar, Partai Nasdem, PPP, Partai Hanura, PSI, dan Perindo telah menyatakan dukungannya pada Jokowi. Jumlah koalisi akan lebih besar dibandingkan 2014 lalu.

Kemudian, elektabilitasnya juga meningkat. Hal ini, kata Maruarar, menunjukkan bahwa suara di akar rumput juga kian kuat. 

"Bargaining position politik Jokowi sebagai capres sangat kuat karena didukung tokoh agama, jaringan pemuda, dan berbagai jaringan dan politiknya juga stabil," kata Maruarar.

Meski begitu, pihaknya tak mau menyombongkan diri. Saat ini tinggal menunggu Jokowi mencari calon wakil presiden yang akan mendampinginya. Siapapun wapresnya, kata dia, harus bisa meningkatkan elektabilitas mereka.

Faktor kedua yang juga penting yakni kenyamanan dan kecocokan Jokowi dengan calon wakilnya.

"Dulu SBY pilih Boediono pasti bukan karrna elektabilitas, tapi kenyamanan. Yang paling sempurna kalau satu orang punya elektabilitas dan kecocokan dengan capres," kata Maruarar.

"Jokowi sebagai pimpinan pasti punya pikiran bagaimana meneruskan infrastruktur, bagaimana membangun tol laut, dan sebagainya," lanjut dia.

Meski begitu, ia tidak dapat memastikan kapan Jokowi akan mengumumkan cawapresnya. Menurut Maruarar, Jokowi tak perlu terburu-buru mengumumkannya. Sebab, saat ini posisinya sudah sangatnkuat sehingga bisa tenang memilih cawapres yang "sreg" dengannya.

"Yang pasti ideologinya pancasila, bisa kerjasama untuk percepatan pembangunan, menjaga persatuan kesatuan bangsa," kata Maruarar.

https://nasional.kompas.com/read/2018/04/20/23465771/kekuatan-jokowi-untuk-pilpres-2019-dianggap-lebih-besar-daripada-2014

Terkini Lainnya

Soal Duetnya di Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya di Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke