Salin Artikel

Dokter Bimanesh Merasa Dikorbankan Rumah Sakit dalam Kasus Novanto

Bimanesh menyebutkan, perawat Indri Astuti berinisiatif memasangkan infus anak-anak ke pembuluh darah Novanto, bukan atas suruhan dirinya.

Saat bersaksi, Indri beralasan kesulitan mencari pembuluh darah Novanto ditambah dirinya merasa mantan Ketua Umum Golkar itu kesal.

Menurut kesaksian Indri, Bimanesh menyuruh infusnya ditempel saja, jangan ditusukkan.

"Saya nanya ke dia apa yang dimaksud dengan ditempel? Indri bilang tidak tahu. Itu kan dia sendiri yang ngomong di BAP-nya. Emang ada ucapan saya yang bilang harus ditempel?" ujar Bimanesh di Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin (16/4/2018).

Bimanesh mengatakan, di BAP pertama tidak ada instruksi pasang infus. Pernyataan itu baru disampaikan Indri dalam BAP kedua. Bimanesh merasa difitnah.

Dalam kesaksiannya, para perawat IGD mengaku diperintah Kepala Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Medika Permata Hijau Michael Chia Cahaya untuk membawa Novanto ke Lantai 3 rumah sakit.

Saat itu, Michael beralasan disuruh Bimanesh.

"Saya tidak pernah bertemu Dokter Michael di IGD sehingga jelas cerita bahwa saya memerintahkan Michael untuk langsung ke Lantai 3 adalah fitnah," kata Bimanesh.

Menurut Bimanesh, Michael ada kepentingan untuk berbohong untuk menutupi kesalahannya karena ketidakberadaannya di IGD.

Saat itu, Michael menolak Novanto masuk IGD karena belum melihat langsung kondisi pasien.

Menurut Bimanesh, justru Pelaksana Tugas Manajer Pelayanan Medik RS Medika Permata Hijau, dokter Alia, yang mendorong agar Novanto dirawat di rumah sakit.

Sebab, Alia langsung menghubungi Direktur RS Medika Permata Hijau Hafil Budianto Abdulgani dan meminta Bimanesh datang ke rumah sakit.

"Kalau paginya saya tidak di-call oleh Alia, maka saya tidak akan hadir. Saya tidak akan bersikap proaktif begitu, wong kita tidak tahu pasiennya kapan akan datang," mata Bimanesh.

Selain itu, kata Bimanesh, Alia juga menghubungi pihak Admission rumah sakit untuk mendapat kamar serta melayani pengacara Novanto, Fredrich Yunadi, survei kamar itu.

Menurut dia, saat itu Fredrich menyampaikan kepada Alia bahwa ada rencana kecelakaan Novanto. Alia kemudian sibuk mencari perawat dan membayarnya supaya mau merawat Novanto.

Bimanesh menduga, para saksi sengaja menutup-nutupi fakta itu dan menimpakan kesalahan padanya.

Sebab, Kementerian Kesehatan sebelumnya telah mengingatkan jika RS Medika Permata Hijau terbukti terlibat dalam persekongkolan Novanto, maka akan ditutup.

"Jadi, itu memang sengaja dikondisikan oleh rumah sakit supaya dia tidak ditutup. Itu prinsipnya, korbankan saja satu orang," kata Bimanesh.

Bimanesh mengatakan, hingga hari ini ia tidak memahami perannya yang disebut menghalangi penyidikan.

Menurut dia, justru rumah sakit yang paling berperan untuk membawa Novanto untuk dirawat, bukan dirinya. Ia tak pernah memaksakan agara Novanto dirawat.

"Saya hanya dimintai tolong agar bisa merawat SN. Apakah saya bisa merawat pasien itu? Bisa kan memang kompetensi saya di sana," kata Bimanesh.

https://nasional.kompas.com/read/2018/04/17/06235521/dokter-bimanesh-merasa-dikorbankan-rumah-sakit-dalam-kasus-novanto

Terkini Lainnya

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

Nasional
Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

BrandzView
Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Nasional
Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Nasional
Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Nasional
Hasto: Di Tengah Panah 'Money Politic' dan 'Abuse of Power', PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Hasto: Di Tengah Panah "Money Politic" dan "Abuse of Power", PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke