Salin Artikel

Prabowo Disarankan Cari Cawapres yang Bisa Naikkan Elektabilitas

"Makanya, kalau Prabowo mau menaikkan elektabilitas, dia harus mencari sosok yang bisa menaikkan elektabilitasnya," ujar Hamdi kepada Kompas.com, Kamis (12/4/2018).

Hamdi memandang, hanya dua nama yang mampu mendongkrak elektabilitas Prabowo, yakni mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Namun, ia melihat, dua opsi tersebut juga berisiko.

"Cuma kan nanti Gerindra atau PKS mau enggak, itu bukan dari kadernya," ujarnya.

Gatot, kata Hamdi, juga memasang posisi tawar yang tinggi. Ia menilai, Gatot lebih condong ingin mencalonkan diri sebagai capres.

Di sisi lain, Hamdi juga tak menutup kemungkinan sejumlah tokoh PKS, seperti Mardani Ali Sera dan Anis Matta, bisa jadi usulan alternatif. Namun, kedua kader itu dianggap tidak mampu mendongkrak elektabilitas Prabowo.

"Cuma friksinya kencang juga. Nah, belum tentu PKS ngajuin Anis Matta, bisa saja Sohibul Iman atau Mardani Ali Sera atau Ahmad Heryawan (Aher). Cuma ngangkat enggak elektabilitasnya itu, susah ngangkat," katanya.

Hamdi juga menyarankan Gerindra untuk memastikan apakah PKS solid menyatakan dukungannya kepada Prabowo. Ia menilai, jika sikap PKS tak menentu, maka kekuatan Gerindra juga akan lemah. Kondisi itu nantinya juga akan berpengaruh pada Pilpres 2019.

"Pertanyaan yang gantung PKS belum ada statement, jadi belum cukup suara Gerindra. Nah, kalau PKS memang secara resmi mengusung Prabowo, ya oke. Jadilah Prabowo maju," kata dia.

Sebelumnya Prabowo menyatakan akan maju sebagai capres di Pilpres 2019. Pernyataan Prabowo itu disambut gemuruh dan pekikan semangat seluruh kader yang hadiri dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Gerindra di kediaman Prabowo, Hambalang, Bogor, Rabu (11/4/2018) malam.

"Dengan segala tenaga saya, dengan segala jiwa dan raga saya, seandainya Partai Gerindra memerintahkan saya untuk maju dalam pemilihan presiden yang akan datang, saya siap melaksanakan tugas tersebut," ujarnya.

Pernyataan Prabowo yang menerima mandat Gerindra ihwal pencapresannya sekaligus menjawab desas-desus yang mengatakan dirinya tak akan maju sebagai capres dan hanya menjadi king maker di Pemilu 2019.

Keputusan Prabowo untuk maju sebagai capres pada Pemilu 2019 menunjukkan bahwa dirinya yang telah malang melintang dalam pesta demokrasi terbesar di Indonesia.

Prabowo tercatat telah dua kali terjun di pemilu. Pertama, saat ia menjadi calon wakil presiden Megawati Soekarnoputri pada 2009. Saat itu ia bersama Mega terkenal dengan singkatan Mega-Pro yang berarti Megawati dan Prabowo.

Kala itu, Prabowo dan Mega kalah dari pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono. Setelah itu, pada Pemilu 2014, Prabowo menjadi calon presiden didampingi Ketua Umum PAN Hatta Rajasa. Ia pun kalah dari pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Demikian suasana ketika Prabowo berpidato membuka Rakornas yang krusial itu karena di situlah pencapresan Prabowo dapat dipastikan. Pernyataan Prabowo itu pun bak pelepas dahaga bagi kader Gerindra yang sejak sekian lama menanti pencapresan mantan Komandan Jenderal Kopassus itu.

https://nasional.kompas.com/read/2018/04/12/10113431/prabowo-disarankan-cari-cawapres-yang-bisa-naikkan-elektabilitas

Terkini Lainnya

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke