Untuk mendinginkan suasana, Presiden Joko Widodo bersilaturahmi dengan sejumlah tokoh dan kelompok. Tokoh pertama yang ditemui kepala negara adalah rivalnya pada Pilpres 2014 lalu, Prabowo Subianto.
Berkunjung ke kediaman Prabowo di Hambalang untuk membahas politik dan keamanan, Jokowi bukannya ditemani oleh Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan Wiranto. Saat itu, Jokowi lebih memilih ditemani Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan.
Kedekatan Luhut dengan Prabowo membuatnya dipercaya oleh Presiden Jokowi untuk ikut dalam pertemuan penting itu. Keakraban Luhut dan Prabowo pun membuat suasana pertemuan yang membahas topik serius tetap berlangsung cair. Bahkan, usai pertemuan, Jokowi dan Prabowo menunggang kuda bersama untuk menunjukkan kekakraban dihadapan publik.
Beberapa hari lepas pertemuan itu, Luhut pun membuat tulisan di akun Facebook resminya.
"Saya kenal Pak Prabowo sejak dari pangkat Letnan. Sudah lebih dari 30 tahun kami berteman, walaupun kadang kami berbeda pendapat. Tapi kalau kami sudah bicara tentang NKRI, kami jadi sepakat, kami jadi satu dan kokoh. Kami tidak mau ditawar soal itu," tulis Luhut.
Dalam tulisan itu, Luhut juga menceritakan bagaimana ia dalam sebuah makan siang melobi Prabowo agar mau menerima Jokowi di Hambalang. Awalnya, mantan Danjen Kopassus itu menolak dan lebih memilih agar dirinya saja yang menemui Jokowi di Istana.
"Tapi akhirnya beliau sepakat juga bahwa Pak Jokowi yang akan pergi ke Hambalang," ujar Luhut.
Jelang Pilpres
Kini setelah satu tahun berlalu, Prabowo dan Luhut kembali bertemu. Kedua Jenderal itu makan siang empat mata di salah satu restoran di Hotel bintang 5 di Jakarta, Jumat (7/4/2018).
Pertemuan yang harusnya tak dipublikasikan ke media itu bocor dan sudah dibenarkan oleh elite Partai Gerindra.
"Pertemuan itu betul, biasa saja silaturahmi biasa kan. Namanya kenal sudah lama, satu mantan komandan, yang kedua bekas mantan teman bisnis," kata Ketua DPP Gerindra Sufmi Dasco Ahmad
Menurut Dasco, sebelum ini Prabowo dan Luhut juga sudah sering menggelar pertemuan. Namun, Dasco mengaku tak mengetahui apa yang dibahas Prabowo dan Luhut dalam pertemuan terakhir itu.
Wakil Sekjen Gerindra Andre Rosiade meyakini pertemuan empat mata itu terkait dengan gelaran Pilpres 2019, dimana Prabowo berencana akan maju kembali menantang Jokowi sebagai petahana.
"Tapi yang jelas pertemuan Pak Prabowo dan Pak Luhut tidak akan berpengaruh apa pun kepada pencalonan pak Prabowo sebagai Capres," kata Andre.
Andre sekaligus membantah bahwa Prabowo galau atau ragu untuk mencalonkan diri kembali di pilpres. Menurut Andre, Prabowo saat ini masih menunggu waktu yang tepat untuk deklarasi.
"Pertemuan antara sahabat lama ini, tidak akan merubah rencana partai Gerindra mencalonkan Pak Prabowo sebagai capres," tegas Andre.
Penyambung
Ketua DPP Gerindra Ahmad Riza Patria mengakui, selama ini Luhut lah yang menjadi penghubung antara Presiden Jokowi dan Prabowo. Kedekatan Luhut dan Prabowo sejak mengemban karir di militer membuat komunikasi antara kedua tokoh tersebut berjalan dengan baik.
"Jadi, Pak Luhut itu termasuk yang menjembatani pemerintah dengan oposisi Gerindra," kata Riza.
Riza mengatakan, pertemuan keduanya selama ini umumnya membahas situasi dan kondisi bangsa. Luhut dari pihak pemerintah menyampaikan apa yang menjadi program Jokowi. Sementara Prabowo menyampaikan apa yang menjadi kritik dan harapan dari oposisi.
"Kan perlu ada orang di pemerintah untuk berkomunikasi dengan Pak Prabowo, dengan Gerindra. Pak Luhut lah yang selalu membangun komunikasi dengan Prabowo," ujarnya.
https://nasional.kompas.com/read/2018/04/07/13125511/luhut-pandjaitan-jenderal-penghubung-jokowi-dan-prabowo