Salin Artikel

Berita Populer: Prabowo Kapok, Pengakuan Perawat Novanto, dan Egy Maulana Berseragam Benfica

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menilai, kelompok elite di Indonesia bertanggung jawab besar atas perekonomian Indonesia saat ini. Menurut dia, akibat ulah para elite di Indonesia, kini perekonomian tak berpihak kepada rakyat kecil.

Sebab, Prabowo menilai, para elitelah yang ada di dalam lingkaran pengambilan kebijakan di Indonesia.

Prabowo menilai, mulai dari elite di pemerintahan, partai politik, hingga para pengusaha dan cendekiawan turut bertanggung jawab atas terbangunnya sistem perekonomian neoliberal di Indonesia.

"Terutama elite, kita terus terang saja minta ampun, deh. Gue sudah kapok sama elite Indonesia," kata Prabowo dalam pidatonya di acara kampanye calon gubernur-wakil gubernur Jawa Barat Sudrajat-Ahmad Syaikhu di Depok, Minggu (1/4/2018).

Ia menyadari, dirinya bagian dari elite lantaran ia adalah pemimpin partai politik. Dulu, ia pun menyadari merupakan bagian dari elite TNI karena pernah menjabat Panglima Komando Strategis Angkatan Darat.

Namun, ia mengaku sudah bertobat dan tak lagi memercayai sistem ekonomi liberal. Karena itu, Prabowo menyatakan, dirinya hadir sebagai elite politik yang memerangi sistem ekonomi liberal.

Baca selanjutnya: Prabowo: Gue Sudah Kapok Sama Elite Indonesia...

2. Perawat RS Dibentak Setya Novanto yang Minta Kepalanya Diperban

Dalam persidangan, Indri menceritakan pengalamannya saat diminta merawat pasien atas nama Setya Novanto pada 16 November 2017 lalu. Menurut Indri, awalnya dia mencoba mengajak Setya Novanto untuk berkomunikasi.

Namun, Setya Novanto hanya memejamkan mata dan tidak merespons pertanyaan yang diajukan. Begitu juga saat Indri membuka kancing baju dan melakukan perekaman jantung.

Namun, Indri tiba-tiba dikejutkan dengan kata-kata Novanto yang disampaikan dengan nada tinggi.

"Sebelum saya keluar kamar, pasien itu bilang, 'Kapan saya diperban?'. Saya kaget, langsung balik badan karena nada suaranya seperti itu. Dia agak membentak," kata Indri kepada majelis hakim.

Baca selanjutnya: Perawat RS Dibentak Setya Novanto yang Minta Kepalanya Diperban

3. Egy Maulana Akan Segera Berseragam Benfica

Lechia terpaksa meminjamkan Egy ke klub lain karena klub tersebut saat ini terancam degradasi ke kasta kedua Liga Polandia.

"Pemain berusia 17 tahun tersebut akan bergabung dengan tim yunior Benfica. Namun, Benfica memiliki opsi untuk membelinya jika dia tampil bagus," demikian dikutip Bolasport.com dari Record.

Egy menandatangani kontrak dengan Lechia pada 11 Maret 2018 dengan durasi kontrak selama tiga tahun. Namun, pemain asal Medan ini baru bisa bermain pada musim 2018-2019.

Saat ini, Lechia berada di urutan ke-15 klasemen sementara Liga Polandia. Hingga pekan ke-29, mereka menelan 13 kekalahan, 10 hasil imbang dan hanya meraih 6 kemenangan.

Baca selengkapnya: Egy Maulana Akan Segera Berseragam Benfica


4. WhatsApp Bakal Beri Pengumuman Saat Pengguna Ganti Nomor

Fitur notifikasi ganti nomor ponsel ini diketahui masih dalam tahap uji coba. Untuk mencobanya, pengguna harus mengunduh WhatsApp untuk Android beta versi 2.18.97.

Pengguna beta iOS belum bisa menjajalnya. Dikutip Kompas.com dari Express.co.uk, Senin (2/3/2018), fitur ini nantinya akan memudahkan pengguna untuk melakukan migrasi informasi dari akun lama ke akun baru, baik itu grup, akun maupun informasi lainnya.

Kemudian, pengguna juga nantinya bisa memilih kepada siapa saja notifikasi ini akan dikirim. Bisa pada semua kontak, pada kontak yang baru saja chat, atau hanya pada orang-orang tertentu sesuai keinginan.

Cara untuk menggunakan fitur ini sangat mudah. Seperti yang disebutkan di awal, pertama-tama pengguna harus meng-update WhatsApp Android versi Beta ke versi 2.18.97.

Jika sudah ter-update, pengguna bisa memilih menu WhatsApp setting pada bagian pojok kanan atas, dan menekan menu Account. Setelah itu, masukkan nomor ponsel lama dan baru, kemudian pilih Next.

Baca selengkapnya: WhatsApp Bakal Beri Pengumuman Saat Pengguna Ganti Nomor

5. Permohonan Maaf Arief Hidayat Setelah Tak Jabat Ketua MK...

"Secara terbuka saya mohon maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia," ujar Arief Hidayat di Gedung MK, Senin (2/4/2018). Arief memohon maaf atas berbagai kekurangannya selama menjabat ketua MK sejak 2015 lalu.

Ia sudah dua kali menjabat Ketua MK, yakni pada periode 2015-2017 dan 2017-2019. Lantaran hal itu, ia tidak lagi memiliki hak dipilih kembali sebagai ketua MK.

Hal ini sesuai dengan Pasal 4 Ayat 3a UU MK dan Pasal 2 Ayat 6 PMK Nomor 3 Tahun 2012 tentang Tata Cara Pemilihan Ketua dan Wakil Ketua MK.

Seperti diketahui, selama masa jabatannya, Arief banyak dilaporkan ke Dewan Etik MK atas dugaan pelanggaran kode etik. Meski begitu, mantan Ketua MK Mahfud MD memuji Arief karena telah berupaya memulihkan kepercayaan rakyat kepada MK setelah lembaga tersebut diterjang isu korupsi.

Kasus korupsi pernah terjadi di tubuh MK terkait pilkada, yakni kasus dugaan suap ketua Mahkamah Konstitusi saat itu, Akil Mochtar.

Menurut Arief, MK masih punya banyak tantangan dan perkerjaan rumah, misalnya bersiap diri menangani gugatan hasil Pilkada 2018 dan Pemilu 2019.

https://nasional.kompas.com/read/2018/04/03/07350801/berita-populer-prabowo-kapok-pengakuan-perawat-novanto-dan-egy-maulana

Terkini Lainnya

Yakin Presidential Club Sudah Didengar Megawati, Gerindra: PDI-P Tidak Keberatan

Yakin Presidential Club Sudah Didengar Megawati, Gerindra: PDI-P Tidak Keberatan

Nasional
Taruna STIP Meninggal Dianiaya Senior, Menhub: Kami Sudah Lakukan Upaya Penegakan Hukum

Taruna STIP Meninggal Dianiaya Senior, Menhub: Kami Sudah Lakukan Upaya Penegakan Hukum

Nasional
Gejala Korupsisme Masyarakat

Gejala Korupsisme Masyarakat

Nasional
KPU Tak Bawa Bukti Noken pada Sidang Sengketa Pileg, MK: Masak Tidak Bisa?

KPU Tak Bawa Bukti Noken pada Sidang Sengketa Pileg, MK: Masak Tidak Bisa?

Nasional
PDI-P Mundur Jadi Pihak Terkait Perkara Pileg yang Diajukan PPP di Sumatera Barat

PDI-P Mundur Jadi Pihak Terkait Perkara Pileg yang Diajukan PPP di Sumatera Barat

Nasional
Distribusikan Bantuan Korban Longsor di Luwu Sulsel, TNI AU Kerahkan Helikopter Caracal dan Kopasgat

Distribusikan Bantuan Korban Longsor di Luwu Sulsel, TNI AU Kerahkan Helikopter Caracal dan Kopasgat

Nasional
Hakim MK Cecar Bawaslu Terkait Kemiripan Tanda Tangan Pemilih

Hakim MK Cecar Bawaslu Terkait Kemiripan Tanda Tangan Pemilih

Nasional
Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

Nasional
MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

Nasional
Paradoks Sejarah Bengkulu

Paradoks Sejarah Bengkulu

Nasional
Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

Nasional
Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Nasional
Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Nasional
Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

Nasional
Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Preseden Buruk jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Preseden Buruk jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke