"Banyak persoalan tentang perubahan jadwal keberangkatan. Biasanya terjadi tiga bulan sebelum penutupan musim umrah," ujar Radhitya saat bersaksi dalam sidang di Pengadilan Negeri Depok, Senin (29/3/2018).
Hal tersebut terjadi beberapa kali. Meski begitu, selama Radhitya bekerja di sana, tidak pernah ada kasus calon jemaah yang gagal berangkat. Semua yang mendaftar pasti berangkat meski waktu keberangkatan diundur.
"Sering (diundur) tapi tidak pernah sampai lama. Tidak ada yang sampai gagal berangkat," kata Radhitya.
Radhitya membantah dirinya resign di awal Januari 2017 karena masalah di internal First Travel. Ia mengakui jenuh dengan pekerjaannya dan kembali ke dunia advokat.
"Setelah saya keluar saya tau dari media bahwa FT alami gagal berangkat," kata dia.
Mantan Kepala Divisi Analisis Bisnis Annissa Zulfida Umasugi mengatakan, dirinya juga membantu mengontrol proses keberangkatan jrmaah umrah bersama tim manifes. Selama bekerja di First Travel, tak pernah ada kendala berarti di sana.
Masalah yang muncul hanya penjadwalan ulang keberangkatan jemaah. Keterlambatan berangkat sekitar satu hingga dua bulan. Namun, ia memastikan semua jemaah yang sudah terjadwal pasti berangkat.
"Sebelum saya resign Mei 2017 masih ada keberangkatan," kata Annissa.
Ia juga sempat melayani komplain calon jemaah yang telat berangkat. Komplain tersebut juga diadukan kepada pimpinan First Travel.
"Katanya cuma Insya Allah akan diberangkatkan," kata dia.
Sementara itu, menurut mantan staf HRD First Travel Wisnu Murtiyono, mogoknya keberangkatan calon jemaah mulai terjadi dalam dua tahun terakhir. Menurut dia, hal tersebut disebabkan jumlah calon jemaah yang meningkat berkali-kali lipat.
"Saya terakhir ikut high season 2015-2016 berangkat semua. Masalahnya mulai 2016-2017 tidak berangkat," kata Wisnu.
https://nasional.kompas.com/read/2018/03/26/16525881/sebelum-2017-first-travel-sudah-sering-telat-berangkatkan-jemaah