Salin Artikel

MCA Dianggap Punya Daya Rusak Lebih Besar Dibandingkan Saracen

Sebab, MCA memiliki banyak akun dengan pengikut ratusan ribu anggota. Selain itu, MCA juga tidak terstruktur seperti Saracen.

"MCA tampak lebih ideologis, memiliki jaringan ribuan di sebaran wilayah Indonesia. Oleh karena itu, daya merusak kelompok ini lebih besar dari Saracen," kata Hendardi di Mabes Polri, Jakarta, Senin (5/3/2018).

Hendardi mengatakan, dari konten-konten yang diviralkan MCA, terlihat jelas bahwa motifnya politis. Jaringan tersebut terkesan ingin menjatuhkan partai politik tertentu dan pemerintah yang sedang berkuasa.

Secara sederhana, kata dia, diduga bahwa MCA ada korelasi dengan kelompok penentang pemerintah.

Untuk memastikan dugaan itu, Hendardi meminta Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri membongkar tuntas pihak-pihak yang berada di balik MCA, baik sebagai pemesan maupun penikmat hoaks itu.

"Polisi harusnya mampu menemukan auktor intelektual itu," kata Hendardi.

Hendardi menilai, praktik penyebaran hoaks dan ujaran kebencian tak hanya mrmbahayakan kontestasi politik, tapi juga menimbulkan pro dan kontra di masyarakat. Hal ini mengakibatkan disharmoni sosial yang berujung pada perpecahan.

Menurut dia, Satuan Tugas Nasional yang dibentuk Polri belum menjangkau partai politik untuk berkomitmen anti hoaks dan ujaran kebencian. Ia menganggap, deklarasi pilkada damai yang ada belum memadai.

"Paling sulit mengendalikan operator pendukung atau kontestannya. Satgas Nusantara harus mendorong Parpol mengendalikan pendukungnya untuk memiliki komitmen yang sama," ucap Hendardi.

https://nasional.kompas.com/read/2018/03/06/08115181/mca-dianggap-punya-daya-rusak-lebih-besar-dibandingkan-saracen

Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke