Salin Artikel

YLBHI Duga Ada yang Hendak Ambil Untung dari Isu Penyerangan Pemuka Agama

Masalahnya, kemunculannya seperti pola yang terus berulang, pelakunya adalah orang yang diduga gangguan jiwa dan targetnya adalah pemuka agama.

"YLBHI melihat indikasi bahwa ini adalah rekayasa dan bagian dari sebuah operasi sebagaimana isu atau stigma komunis yang dihembus-hembuskan terus," ujar Ketua Bidang Advokasi YLBHI Muhammad Isnur kepada Kompas.com, Jumat (23/2/2018).

Isnur mempertanyakan mengapa belakangan, hampir secara bersamaan, orang gila disorot menjadi pelaku kriminal.

Di media sosial, isu ini menjadi liar. Muncul berbagai hoaks adanya penyerangan ulama oleh orang dengan gangguan jiwa. Namun, setelah dicek, peristiwa itu tidak ada.

Bahkan, sejumlah postingan mengangkat seolah Partai Komunis Indonesia (PKI) menjadi dalang di baliknya.

"YLBHI menduga ada yang hendak mengambil keuntungan dari rekayasa atau operasi ini," kata Isnur.

Oleh karena itu, Isnur menuntut pemerintah, khususnya kepolisian, untuk mengungkap kasus ini seterang-terangnya.

Masyarakat berhak mengetahui siapa atau apa yang melatarbelakangi santernya isu tersebut. Informasi yang tidak terang, kata Isnur, akan mudah dimanfaatkan pihak tertentu untuk memprovokasi masyarakat.

"Supaya masyarakat tidak jadi korban rekayasa politik, mendapatkan rasa takut, dan juga terancam terpecah belah," kata Isnur.

Sebelumnya, Kepala Bareskrim Polri Komjen Pol Ari Dono mengatakan, sejak Desember 2017, ada 21 kasus yang dilaporkan yang berkaitan dengan serangan pemuka agama.

Sebagian besar di antaranya, yakni 13 kasus, terjadi di Jawa Barat. Namun, setelah didalami, penyerangan terhadap pemuka agama yang benar-benar terjadi hanya dua kasus.

Selebihnya, ada kasus yang direkayasa dan juga hanya kabar bohong di media sosial.

Ari menganggap isu tersebut sengaja digoreng oleh orang-orang yang ingin memecah belah Indonesia.

Mereka menyebarkan kabar hoaks dan ujaran kebencian sehingga masyarakat terprovokasi.

"Agenda setting dari sutradara isu ini agar seolah-olah Indonesia sedang dalam kondisi berbahaya,” kata Ari.

Berita bohong itu disebar melalui berbagai jejaring sosial, mulai dari bentuk artikel di platform Facebook, Google+, Youtube, hingga pemberitaan di media massa.

Ari memastikan pihaknya akan membidik akun-akun media sosial yang menyebarkan berita bohong soal itu.

“Adapun akun-akun yang membahas hal tersebut dimotori oleh beberapa akun yang sudah dikantongi oleh Polri. Jadi, siap-siap saja jika masih terus menyebarkan hoaks seperti itu,” kata Ari.

https://nasional.kompas.com/read/2018/02/23/11543691/ylbhi-duga-ada-yang-hendak-ambil-untung-dari-isu-penyerangan-pemuka-agama

Terkini Lainnya

Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Nasional
9 Kabupaten dan 1 Kota  Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

9 Kabupaten dan 1 Kota Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

Nasional
KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat 'Dirawat Sampai Sembuh'

KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat "Dirawat Sampai Sembuh"

Nasional
BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

Nasional
BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

Nasional
PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

Nasional
KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli

KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli

Nasional
BNPB: 4 Orang Luka-luka Akibat Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut

BNPB: 4 Orang Luka-luka Akibat Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut

Nasional
Prahara di KPK: Usai Laporkan Albertina Ho, Nurul Ghufron Dilaporkan Novel Baswedan Cs Ke Dewas

Prahara di KPK: Usai Laporkan Albertina Ho, Nurul Ghufron Dilaporkan Novel Baswedan Cs Ke Dewas

Nasional
BNPB: Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut Rusak 27 Unit Rumah, 4 di Antaranya Rusak Berat

BNPB: Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut Rusak 27 Unit Rumah, 4 di Antaranya Rusak Berat

Nasional
Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Nasional
Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Nasional
TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke