Salin Artikel

Poltracking: Demokrat Bisa "Jual" AHY Cawapres ke Jokowi atau Prabowo

AHY mengungguli nama-nama lain, baik saat dipasangkan dengan Joko Widodo maupun Prabowo Subianto.

Hal ini terlihat berdasarkan hasil survei Poltracking Indonesia yang dirilis, Minggu (18/2/2018). Survei Poltracking kali ini dilakukan pada 27 Januari-3 Februari dengan melibatkan 1.200 responden yang di seluruh provinsi di Indonesia.

Survei menggunakan metode stratified multistage random sampling dengan margin of error sebesar 2,8 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.

Cawapres Jokowi

Saat responden disodorkan 10 nama cawapres untuk Jokowi, AHY unggul dengan mendapat 13,9 persen responden. Di bawah AHY, terdapat Wali Kota Bandung Ridwan Kamil dengan 10,4 persen, mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo dengan 10,1 persen, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan 9,1 persen, dan nama-nama lain.

Pada simulasi lima nama cawapres untuk Jokowi, AHY tetap unggul dengan raihan 14,3 persen, disusul Ridwan Kamil 11,3 persen, Anies Baswedan 11,2 persen, Gatot Nurmantyo 10,7 persen, dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar 7,1 persen.

Cawapres Prabowo

AHY juga menjadi kandidat cawapres paling dipilih oleh responden sebagai pendamping Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Hanya saja, dalam simulasi ini, nama AHY ditempel ketat oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Dalam simulasi 10 nama kandidat cawapres, AHY unggul dengan meraup 15,2 persen suara responden. Di bawahnya terdapat Anies Baswedan yang mendapat 14,1 persen, Gatot Nurmantyo 12,7 persen, dan sejumlah nama lain.

Dalam simulasi lima kandidat cawapres untuk Prabowo, AHY tetap menjadi nomor satu dengan 16,5 persen. Di bawahnya, AHY ditempel tipis oleh Anies 16,4 persen, Gatot 13,5 persen, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan 4,7 persen, dan Ketua MPR Zulkifli Hasan 1,6 persen.

Dua kaki

Berdasarkan hasil survei tersebut, Direktur Eksekutif Poltracking Hanta Yudha menilai, Partai Demokrat bisa bermain dua kaki pada Pilpres 2019.

Partai Demokrat bisa "menjual" Agus ke Jokowi atau Prabowo. Apalagi, Partai Demokrat sendiri selama ini mengambil posisi netral, tidak berpihak pada pemerintah Jokowi, namun tidak juga bergabung ke Prabowo sebagai partai oposisi.

"Maka AHY kemungkinan bisa jadi cawapres, kalau Demokrat menawarkan AHY (ke Prabowo atau Jokowi)," kata Hanta.

Apalagi, dengan 10,19 persen suara pada Pileg 2014 lalu, Hanta juga menilai sulit apabila Partai Demokrat harus membuat poros koalisi sendiri. Sementara parpol lain sudah mengarahkan dukungannya ke Jokowi atau Prabowo.

Menurut dia, parpol yang saat ini paling mungkin untuk diajak bergabung dengan Partai Demokrat untuk membentuk poros baru adalah PKB dan PAN.

Namun, kedua parpol tersebut juga tak memiliki tokoh sekuat Jokowi dan Prabowo untuk dipasangkan dengan AHY.

"Jadi bagi Demokrat menawarkan AHY sebagai cawapres (ke Jokowi dan Prabowo), itu kalkulasi yang paling realistis," kata Hanta.

https://nasional.kompas.com/read/2018/02/19/16073471/poltracking-demokrat-bisa-jual-ahy-cawapres-ke-jokowi-atau-prabowo

Terkini Lainnya

Surya Paloh Sedih SYL Pakai Duit Kementan untuk Keperluan Keluarga: Saya Mampu Bayarin kalau Diminta

Surya Paloh Sedih SYL Pakai Duit Kementan untuk Keperluan Keluarga: Saya Mampu Bayarin kalau Diminta

Nasional
Hari Tuna Sedunia, Kementerian KP Siap Dorong Kualitas, Jangkauan, dan Keberlanjutan Komoditas Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, Kementerian KP Siap Dorong Kualitas, Jangkauan, dan Keberlanjutan Komoditas Tuna Indonesia

Nasional
Sebut Suaranya Pindah ke PDI-P, PAN Minta Penghitungan Suara Ulang di Dapil Ogan Komering Ilir 6

Sebut Suaranya Pindah ke PDI-P, PAN Minta Penghitungan Suara Ulang di Dapil Ogan Komering Ilir 6

Nasional
Jokowi Teken UU Desa Terbaru, Kades Bisa Menjabat Hingga 16 Tahun

Jokowi Teken UU Desa Terbaru, Kades Bisa Menjabat Hingga 16 Tahun

Nasional
Soal Lebih Baik Nasdem Dalam Pemerintah atau Jadi Oposisi, Ini Jawaban Surya Paloh

Soal Lebih Baik Nasdem Dalam Pemerintah atau Jadi Oposisi, Ini Jawaban Surya Paloh

Nasional
Sentil Pihak yang Terlambat, MK: Kalau di Korea Utara, Ditembak Mati

Sentil Pihak yang Terlambat, MK: Kalau di Korea Utara, Ditembak Mati

Nasional
Giliran Ketua KPU Kena Tegur Hakim MK lantaran Izin Tinggalkan Sidang Sengketa Pileg

Giliran Ketua KPU Kena Tegur Hakim MK lantaran Izin Tinggalkan Sidang Sengketa Pileg

Nasional
Panji Gumilang Gugat Status Tersangka TPPU, Sebut Polisi Tak Penuhi 2 Alat Bukti

Panji Gumilang Gugat Status Tersangka TPPU, Sebut Polisi Tak Penuhi 2 Alat Bukti

Nasional
Sidang Administrasi Selesai, PTUN Minta PDI-P Perbaiki Gugatan terhadap KPU

Sidang Administrasi Selesai, PTUN Minta PDI-P Perbaiki Gugatan terhadap KPU

Nasional
Bamsoet Apresiasi Sikap Koalisi Perubahan Akui Kemenangan Prabowo-Gibran

Bamsoet Apresiasi Sikap Koalisi Perubahan Akui Kemenangan Prabowo-Gibran

Nasional
PDI-P Harap PTUN Tidak Biarkan Pelanggaran Hukum yang Diduga Dilakukan KPU

PDI-P Harap PTUN Tidak Biarkan Pelanggaran Hukum yang Diduga Dilakukan KPU

Nasional
KPK Sebut SPDP Kasus Korupsi di PDAM Boyolali Hoaks

KPK Sebut SPDP Kasus Korupsi di PDAM Boyolali Hoaks

Nasional
Kompolnas Dorong Motif Bunuh Diri Brigadir RAT Tetap Diusut meski Penyelidikan Kasus Dihentikan

Kompolnas Dorong Motif Bunuh Diri Brigadir RAT Tetap Diusut meski Penyelidikan Kasus Dihentikan

Nasional
Airin Hadir di Taaruf Muhaimin Bersama Calon Kepala Daerah

Airin Hadir di Taaruf Muhaimin Bersama Calon Kepala Daerah

Nasional
Sentil KPU, Hakim MK Arief Hidayat: Sudah Hadir Ya Setelah Viral Saya Marahi

Sentil KPU, Hakim MK Arief Hidayat: Sudah Hadir Ya Setelah Viral Saya Marahi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke