Salin Artikel

Ujaran Kebencian dan Intoleransi Jadi Fokus Pengawasan Komnas HAM di Pilkada 2018

Oleh karena itu, dua hal ini akan menjadi fokus pengawasan Komnas HAM. 

"Kami akan memfokuskan pada praktik-praktik ujaran kebencian, intoleransi, yang mungkin timbul," kata Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik, dalam jumpa pers bersama para komisioner, di Kantor Komnas HAM, Jakarta Pusat, Senin (22/1/2018).

Meski fokus pada dua hal itu, Komnas HAM tidak akan menutup mata untuk masalah lainnya yang menyangkut perspektif HAM. Misalnya, mengawasi agar tidak terjadi praktik diskriminasi dalam pilkada.

Komnas HAM berharap, para peserta pilkada tidak melakukan hal itu demi merebut perhatian calon pemilih.

Pada Selasa (23/1/2018), Komnas HAM akan bertemu dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan pada Rabu (24/1/2018), dengan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).

Komnas HAM akan menyerahkan usulan indikator HAM yang bisa jadi acuan kedua penyelenggara pemilu itu.

"Di situ kita akan secara detail (menyampaikan) tentang konsep HAM yang akan kita masukan dalam indikantor pemantauan," ujar Ahmad.

Baca: Lakukan Ujaran Kebencian, Bisakah Peserta Pemilu Didiskualifikasi?

Dalam pilkada serentak ini, Komnas HAM akan menjalankan peran dalam memberikan 'warning' kepada masyarakat untuk tidak melakukan praktik SARA.

"Kadang saking asiknya kontestasi politik dalam rangka pemenangan, (menjadi) lupa, (malah) mempersekusi orang lain, termasuk mendiskriminasi kelompok tertentu," ujar Ahmad.

Menurut Ahmad, tanda-tanda mengarah ke SARA pada Pilkada Serentak 2018 mulai terlihat.

"Sudah mulai kelihatan, tapi ada kecenderungan isu primodial, keagamaan, di dalam memobilisasi opini masyarakat. Ini tidak sehat untuk demokrasi kita," ujar Ahmad.

Komnas HAM juga berharap, pilkada serentak ini menjadi penyelenggaraan pesta demokrasi yang berbasis HAM. 

https://nasional.kompas.com/read/2018/01/22/14454241/ujaran-kebencian-dan-intoleransi-jadi-fokus-pengawasan-komnas-ham-di-pilkada

Terkini Lainnya

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke