Salin Artikel

Tjakrabirawa, Paspampres Generasi Pertama dari Kisah Wayang Kulit

Tjakrabirawa lahir di era kepresidenan Soekarno. Ia terbentuk setelah Bung Karno beberapa kali mengalami percobaan pembunuhan. Kala itu, pengamanan Presiden Soekarno masih dipegang oleh polisi dengan nama Detasemen Kawal Pribadi (DKP).

Selepas percobaan pembunuhan Soekarno saat shalat Idul Adha pads 1962, muncul usulan pembentukan Paspampres dari Departemen Pertahanan dan Keamanan. Namun, Bung Karno sempat menolak lantaran merasa sudah cukup aman dengan pengamanannya saat itu.

Soekarno akhirnya menunjuk Sabur menjadi pemimpin Pasukan Pengawal Istana Presiden.

Dalam menyusun rencana pembentukan pasukan tersebut, Sabur dibantu Mayor CPM Maulwi Saelan, Mangil dari kepolisian, dan dua orang mayor masing-masing dari Angkatan Udara dan Laut.

"Saya termasuk yang ikut dipanggil dari Makassar untuk ikut menyiapkan pembentukan resimen tersebut sekaligus ditunjuk sebagai kepala stafnya," papar Maulwi dalam buku "Maulwi Saelan Penjaga Terakhir Soekarno".

Pasukan tersebut sejak awal memang diisi prajurit terbaik dari masing-masing matra pada saat itu yakni Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara, dan kepolisian.

Bertepatan dengan hari ulang tahunnya, Bung Karno mengeluarkan Surat Keputusan (SK) No. 211/Pit/1962 tentang resimen khusus yang bertugas menjaga keselamatan pribadi Presiden dan keluarganya.

Karena kegemarannya menonton wayang kulit, Bung Karno menamai pasukan tersebut "Tjakrabirawa".

Tjakrabirawa ialah senjata pamungkas yang sangat ampuh milik Batara Kresna. Senjata tersebut merupakan penumpas semua kejahatan dalam lakon wayang purwa. Pasukan Tjakrabirawa memiliki semboyan Dirgayu Satyawira yang artinya prajurit setia berusia panjang.

"Dalam pelaksanaan tugas tersebut, kami berpedoman pada apa yang tertulis dalam badge Resimen Tjakrabirawa, Dirgayu Satyawira, artinya prajurit terpercaya yang menjaga keselamatan kepala negara," kata Maulwi mengisahkan.

****

Pada 3 Januari 2018, Paspampres tepat berusia 72 tahun. Di usia yang tak lagi muda, segudang cerita menarik menyertai kerja Paspampres selama ini. Maka dari itu, selama dua hari, mulai Rabu (3/1/2017) hingga Kamis (4/1/2017), Kompas.com akan menurunkan cerita-cerita menarik dan inspiratif seputar kerja Paspampres dari masa ke masa.

https://nasional.kompas.com/read/2018/01/03/09124321/tjakrabirawa-paspampres-generasi-pertama-dari-kisah-wayang-kulit

Terkini Lainnya

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke