Salin Artikel

Upaya Panglima-Kapolri Solidkan TNI-Polri, Silaturahim hingga "Ngopi"

Wakapolri Komjen Syafruddin, Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo Wasisto, dan Kepala Bareskrim Polri Komjen Ari Dono Sukmanto tampak hadir di Ruang Hening, Gedung Sudirman Mabes TNI.

Beberapa perwira tinggi TNI juga ikut hadir menemani Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, antara lain Kepala Staf Umum TNI Laksamana Madya Didit Herdiawan Ashaf, Irjen TNI Letnan Jenderal Dodik Wijanarko, serta Asisten Komunikasi dan Elektronika Panglima TNI Marsda Bonar H Hutagaol.

Saat memberikan sambutan, Tito menuturkan bahwa kedatangannya itu untuk bersilaturahim dan mengucapkan selamat atas jabatan Panglima TNI yang diemban Hadi.

"Kedatangan kami di sini mungkin yang paling utama adalah ingin ucapkan selamat kepada Bapak Panglima TNI atas kepercayaan dari pimpinan negara sekaligus dari rakyat melalui proses politik di DPR sehingga Bapak Panglima TNI mendapatkan amanah. Bagi Polri, saya kira momentum inilah hal yang sangat penting," ujar Tito.

Momen silaturahim tersebut merupakan kali pertama Hadi dan Tito bertemu setelah Hadi resmi menjabat Panglima TNI. Saat upacara serat terima jabatan (sertijab) dari Jenderal Gatot Nurmantyo di Lapangan Upacara Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Sabtu, (9/12/2017), Tito tidak hadir.

Tito menyampaikan permintaan maaf kepada Hadi karena dirinya tidak bisa hadir dalam upacara sertijab. Ia menuturkan, pekan lalu dia menghadiri pertemuan dengan Kepolisian Malaysia yang sudah diagendakan sejak lama.

"Jadi, baru tadi malam kami kembali ke Indonesia," ucap mantan Kapolda Metro Jaya itu.

Tahun politik

Di sisi lain, lanjut Tito, silaturahim itu juga bertujuan memberikan pesan bahwa Polri berkomitmen menjaga soliditas dengan TNI.

Menurut Tito, TNI merupakan mitra yang sangat penting bagi Polri dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya.

Ia yakin dengan terpilihnya Hadi sebagai Panglima TNI akan semakin menyolidkan hubungan TNI dan Polri.

"Kami datang untuk memberikan komitmen untuk senantiasa bersinergi dan semakin dekat dengan TNI kemudian kami sepakat dengan Panglima TNI kegiatan ini sekaligus memberikan pesan kepada seluruh jajaran, termasuk jajaran kepolisian," ucapnya

"TNI adalah mitra yang penting dalam rangka menjalankan tugas-tugas yang diberikan negara kepada Polri. Dengan kehadiran Bapak Panglima TNI yang baru, hubungan akan menjadi lebih baik lagi, lebih solid lagi guna kepentingan negara dan bangsa," kata Tito.

Tito menuturkan, soliditas TNI-Polri perlu dijaga dalam menghadapi tantangan keamanan ke depan, terutama menjelang penyelenggaraan Pilkada 2018 serta Pileg dan Pilpres 2019.

Ia berharap kerja sama keamanan Polri dengan TNI terus berjalan di seluruh wilayah yang akan menyelenggarakan pilkada.

"Kami sangat mengharapkan kerja sama dengan TNI karena kami harus menjaga agar stabilitas keamanan tetap terjalin meskipun ada dinamika politik yang mungkin bisa meningkat. Demikian juga 2019 adalah tahun politik," ujarnya.

Niat baik Tito mendapat sambutan yang cukup hangat dari Marsekal Hadi Tjahjanto. Dalam sambutannya, Hadi mengatakan, pertemuan tersebut harus tetap dilakukan untuk menjaga soliditas TNI-Polri.

Tidak hanya sekadar seremonial, tetapi juga soliditas ini diharapkan Hadi juga ditularkan ke seluruh jajaran, mulai dari tingkat pimpinan hingga seluruh satuan wilayah.

"Hal seperti ini yang benar-benar saya idam-idamkan. Pertemuan seperti ini harus dilakukan setiap ada kesempatan. Bukan hanya sekadar seremonial, melainkan juga kami harapkan sampai menyentuh ke bawah," ujar Hadi.

Dalam kesempatan itu, Hadi menawarkan Tito melakukan pertemuan lanjutan sambil menikmati kopi di atas KRI Bima Suci milik TNI AL atau Pesawat Hercules VVIP milik TNI AU. Hadi menyebut pertemuan lanjutan itu sebagai "diplomasi kopi".

(Baca: Panglima TNI Ajak Kapolri Jaga Soliditas melalui "Diplomasi Kopi")

Menurut Hadi, pertemuan dengan pimpinan tertinggi Polri itu penting dilakukan untuk menjaga soliditas antarinstitusi. Dengan demikian, semua satuan wilayah akan mencontoh kedekatan antara Panglima TNI dan Kapolri.

"Benar-benar kami inginkan silaturahim yang baik ini. Untuk itu, Pak Kapolri, saya mengundang, ada KRI Bima Suci pengganti Dewa Ruci atau pesawat Hercules VVIP yang ada kursi dan mejanya. Mari kita ngopi bareng. Ada tiga pilihan, ngopi di darat, di laut, dan udara. Kita bisa katakan ini adalah diplomasi kopi," tuturnya.

"Ini satu simbol bahwa kebersamaan kami itu tetap kami jaga dan bukan hanya pada tataran pimpinan, melainkan juga di seluruh satuan wilayah," ucap Hadi.

Sontak seluruh petinggi TNI dan Polri tertawa sambil bertempuk tangan setelah mendengar ucapan Hadi.

Hadi berharap melalui diplomasi kopi, TNI dan Polri bisa terus bekerja sama dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.

Ia menegaskan bahwa TNI berkomitmen untuk tetap menjaga soliditas, koordinasi, dan komunikasi yang baik dengan Polri.

"Mudah-mudahan ini akan mempererat hubungan silaturahim di antara kami sehingga semua kegiatan di lapangan akan lebih mudah karena kuncinya adalah koordinasi dan komunikasi," kata Hadi.

Seusai silaturahim dan menikmati hidangan, pimpinan tertinggi TNI dan Polri itu pun menemui awak media yang menunggu di depan gedung.

Saat diwawancarai, keduanya kembali menegaskan soal komitmen menjaga soliditas.

Hadi mengungkapkan, sebagai Panglima TNI, ia siap memerintahkan jajarannya memberikan bantuan militer kepada Polri dalam menjaga keamanan wilayah, seperti dalam Operasi Tinombala di Poso, Sulawesi Tengah, dan penanganan kelompok kriminal bersenjata di Papua.

"Komitmen kami adalah solid antara TNI dan Polri. Akan kami implementasikan dalam kegiatan-kegiatan di wilayah, mendukung kepolisian, contoh Operasi Tinombala (di Poso) dan di Papua. Semua akan kami laksanakan dengan koordinasi yang baik sehingga semuanya bisa berjalan dan terukur dengan baik," ujar Hadi.

(Baca: Konflik TNI-Polri, Panglima dan Kapolri Akan Datangi Wilayah Konflik Bersama)

Dalam jangka pendek, lanjut Hadi, ia telah berkoordinasi dengan Tito terkait pengamanan perayaan Natal dan Tahun Baru 2018.

Pengamanan jelang penyelenggaraan Pilkada 2018 serta Pileg dan Pilpres 2019 juga tak luput dibicarakan. Hadi menegaskan bahwa TNI dan Polri akan menjaga netralitasnya dalam menghadapi tahun politik.

"Kami singgung juga pesta demokrasi 2018 dan 2019. Kami akan menjaga netralitas karena netralitas adalah segala-galanya bagi TNI dan Polri," ucapnya.

Selain itu, Hadi juga menyinggung soal konflik yang kerap terjadi antara oknum TNI dan Polri di daerah.

Mantan Kepala Staf TNI AU itu berharap hubungan baik yang ia bangun bersama Kapolri bisa dicontoh seluruh jajaran satuan wilayah.

"Saya sampaikan, ke depan sudah tidak ada yang panas dingin. Saya akan berjalan dengan Kapolri beriringan di mana wilayah yang terjadi panas dingin (konflik)," kata Hadi.

"Nanti kami akan datang berdua. Semuanya akan dingin, adem, terayomi, dan akan teduh biar rakyat semua tenang. Saya punya komitmen dengan Kapolri, ke mana-mana berdua, di mana saja. Mudah-mudahan tidak terjadi konflik," ucapnya.

Sementara itu, Tito menilai perbedaan pendapat wajar terjadi karena TNI dan Polri merupakan dua organisasi besar.

Meski demikian, Tito yakin semua persoalan yang menjadi penyebab konflik bisa diselesaikan melalui komunikasi yang intensif.

"Saudara atau kakak-adik beda pendapat itu, kan, wajar saja. Nanti kami akan selesaikan kalau ada beda pendapat," ujar Tito.

"Yang penting komitmen di tingkat pimpinan untuk membangun sinergi sebaik-baiknya, yang tulus, saya kira itu yang paling penting," ucapnya.

Selesai wawancara, awak media meminta mereka melakukan salam komando untuk diabadikan. Keduanya pun memenuhi permintaan tersebut.

Bahkan, mereka tak keberatan berganti gaya dengan mengepalkan tinju ketika fotografer mengambil gambar dan tanpa sungkan tangan kiri Hadi memeluk pundak Tito.

https://nasional.kompas.com/read/2017/12/12/08305601/upaya-panglima-kapolri-solidkan-tni-polri-silaturahim-hingga-ngopi

Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke