Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, terjadi peningkatan aktivitas masyarakat menjelang libur panjang akhir tahun tersebut.
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian mengatakan, kepolisian telah berkoordinasi dan melakukan video conference untuk membahas hal-hal yang perlu diantisipasi jelang momen tersebut.
Hal pertama yang diantisipasi adalah situasi keamanan masyarakat, termasuk ancaman teror.
Baca: Polri Libatkan Kelompok Agama untuk Pengamanan Gereja Saat Natal
Pada akhir 2016, Densus 88 menangkap sejumlah teroris yang berencana melakukan aksi jelang dan saat Natal. Rencana tersebut harus dihentikan sejak awal.
"Ini semua simulasi sudah kami kerjakan, koordinasi sudah dilakukan. Tak lama lagi masuk Desember, saya akan laksanakan koordinasi lintas sektoral," kata Tito, di Kompleks Mabes Polri, Jakarta, Rabu (29/11/2017).
"Soal pengamanan akan kami libatkan kelompok Islam, NU, Anshor, untuk bantu amankan gereja," kata Tito.
Terkait kerawanan di jalur darat, laut, maupun udara, Polri akan berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan, Jasa Marga, dan pihak terkait lainnya.
Hal ini untuk mengantisipasi penumpukan kendaraan dan macet karena banyaknya warga Ibu Kota yang ke luar kota.
"Saya pikir jangan khawatir. Yang besar seperti lebaran aja kita tangani, insya Allah kita bisa tangani dengan kerjasama, kekompakan, sinergi di lingkungan pemerintah, didukung masyarakat," kata Tito.
Antisipasi lonjakan harga pangan
Polri juga mengantisipasi potensi lonjakan harga dan keterbatasan stok bahan pokok jelang Natal dan tahun baru.
Bareskrim Polri telah mengundang Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, Bulog, KPPU, Badan POM, dan BPS untuk bersinergi menjaga stabilitas harga.
Hingga saat ini, harga bahan pokok terpantau stabil.
"Namun menjelang Natal dan Tahun Baru 2018 harus diantisipasi agar tidak terjadi lonjakan harga sebagaimana yang terjadi ditahun sebelumnya," kata Ari.
Ari mengatakan, pihaknya ingin harga bahan pokok saat natal dan tahun baru tetap stabil sebagaimana bulan puasa dan lebaran pertengahan tahun ini.
Ia berharap para pelaku usaha di bidang pangan dapat bekerjasama untuk terlibat secara proaktif untuk menstabilkan harga tanpa harus menunggu desakan pemerintah.
Dari rapat tersebut, diperoleh informasi untuk stok bahan pokok menjelang akhir tahun secara keseluruhan masih cukup.
"Terdapat beberapa komoditi yang defisif seperti Daging Sapi dan Kedelai, namun masih bisa dicukupi melalui Importasi," kata Ari.
Jika terjadi lonjakan harga, berarti terdapat masalah di sektor distribusi. Pemerintah fokus pada 13 provinsi sebagai daerah pantauan harga bahan pokok menjelang akhir tahun ini.
Ari mengatakan, di 13 wilayah ini terjadi peningkatan aktifitas menjelang Natal dan Tahun Baru.
Wilayah tersebut yakni DKI Jakarta, Jabar, Jateng, Jatim, Bali, NTB, NTT, Sumut, Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara dan Sulawesi Utara.
Secara terpisah, Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri Brigjen Pol Agung Setya menegaskan, Bareskrim akan mengawasi adanya potensi kecurangan atau permainan harga di pasar.
"Bareskrim tetap mengidentifikasi pihak pihak yang berpotensi dapat menyebabkan naiknya harga bahan pokok dan secara konsisten akan dilakukan penegakan hukum apabila itu terjadi," kata Agung.
https://nasional.kompas.com/read/2017/11/30/07300001/kesiapan-polri-awasi-stok-pangan-hingga-keamanan-jelang-natal-dan-tahun-baru