Salin Artikel

Edisi Sumpah Pemuda 28 Oktober, Koran "Kompas" Tampil Beda

Penyegaran disiapkan Redaksi Kompas dengan menggaet 35 desainer generasi milenial--yang sebagian besar berusia di bawah 35 tahun--untuk merancang tampilan koran edisi Sabtu esok. Mereka berjibaku di kantor redaksi di Palmerah, Jakarta, sejak Jumat (27/10/2017) sore hingga malam. Targetnya: 32 halaman koran esok hari bakal menjadi lain dari biasanya.

Membaur satu ruangan dengan para wartawan dan desainer Kompas, desainer tamu itu bekerja dalam beberapa kelompok.

“Sekarang momentum bagi anak-anak muda untuk berkarya di lahan harian Kompas. Kita akan lihat bagaimana kreasi-kreasi anak muda yang kemudian dituangkan dan didialogkan dengan kebijakan editorial Kompas dengan desain yang klasik dan elegan,” katanya.

Lantas, bagaimana tanggapan para desainer tamu yang berkesempatan merancang koran Kompas? Mereka menghargai momen itu sebagai petualangan yang menantang.

“Ketika diajak berkolaborasi itu menurutku suatu kebanggaan tersendiri,” kata Cempaka Surakusumah, salah satu desainer.

Menurut Wakil Manajer Produksi Bidang Grafis Kompas, Rianto, sebenarnya tidak mudah mewujudkan kolaborasi antara Kompas dan desainer milenial. Namun, kendala itu diatasi dengan membangun komunikasi yang cair selama bekerja.

“Ribet sih, tapi kita harus membimbing atau paling tidak memberi kanal terhadap mereka agar karyanya bisa masuk ke halaman-halaman yang kita terbitkan,” ungkapnya.

Laporan menyoroti situasi ketika politik dan ekonomi tidak memberi banyak ruang, maka kaum muda aktif bergerak mencari ruang-ruang ekspresi sendiri.

Edisi koran Kompas esok hari adalah sebuah sejarah. Karena itu, jangan lewatkan untuk membaca dan mengoleksi Kompas edisi Sumpah Pemuda 2017. (IAM/PTU/EBL)

https://nasional.kompas.com/read/2017/10/27/22464101/edisi-sumpah-pemuda-28-oktober-koran-kompas-tampil-beda

Terkini Lainnya

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke