"Kalau bisa ada regulasi yang mendorong untuk ekspor produk lokal, terus juga mendukung dan mempermudah produk lokal (untuk ekspor)," ujar Naya kepada Kompas.com saat ditemui di acara Kompasianival 2017 di Lippo Mall Kemang, Jakarta Selatan, Sabtu (21/10/2017).
Usai menjadi pembicara di Kompasianival 2017, Naya bercerita pada Kompas.com bahwa ia pernah kesulitan ketika ingin mengirimkan barang atau produknya ke luar negeri, meski dia telah memiliki sertifikasi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
"Aku sudah ada izin BPOM, tapi waktu itu mau kirim produk ke United States (US) ternyata ada perbedaan regulasi, jadi harus sesuain sama Food and Drug Administration (FDA)," kata Naya.
Namun ironisnya, kata Naya, produk luar negeri begitu mudahnya masuk ke Indonesia. Sebaliknya, barang lokal Indonesia sangat sulit untuk dikirimkan ke luar negeri.
Oleh karena itu, Naya berharap pemerintah memiliki regulasi atau kerja sama dengan pihak negara lain soal ekspor produk lokal Indonesia.
"Kalau udah ada kerja samanya kan (produk) kita bisa masuk ke sana (luar negeri) lebih mudah. Ya, gimana caranya dari pemerintah agar kita bisa ekspor lebih mudah," kata dia.
Naya beserta ketiga temannya membuat sebuah produk lipstik lokal bermerk Rollover Reaction, yang diluncurkan sejak tahun 2016 lalu. Selama kurang lebih satu tahun, dia memperkenalkan dan memasarkan produk tersebut melalui media sosial.
Hingga saat ini, produknya sudah menjangkau ke seluruh Indonesia, bahkan juga dijual di Singapura dan Malaysia. Setiap bulannya, Naya bisa memproduksi 8.000 hingga 10.000 item lipstik yang siap didistribusikan.
https://nasional.kompas.com/read/2017/10/21/16281021/naya-tinanda-sebut-produk-lokal-sulit-diekspor-tetapi-sebaliknya