"Ini bukti keindonesiaan kita, bukan cuma Islam saja yang bergabung, ada Walubi juga. Tragedi Rohingya bukan cuma tragedi tentang umat Islam. Ini tragedi kemanusiaan," kata Mardani di lokasi, Sabtu (16/9/2017).
Mardani mengatakan, Undang-Undang Dasar 1945 menolak segala bentuk penjajahan dan menguatkan bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa.
Ia pun mengajak semua massa yang hadir untuk melakukan aksi nyata dengan meningkatkan kapasitas diri agar bisa membantu kaum Rohingya.
"Tingkatkan kapasitas diri, nanti akan kita kirim orang-orang terbaik yang membantu sekolah di Rohingya. Kita kirim akan LSM untuk membantu masyarakat Rohingya juga," kata dia.
Ia juga berseru kepada massa aksi yang hadir untuk meningkatkan kapasitas pemikiran dan menggunakan media sosial untuk mendesak dunia internasional agar memberi perhatian kepada Rohingya.
"Kita juga harus open minded. Islam di Indonesia harus jadi rahmatan lil alamin," kata Mardani.
Pantauan Kompas.com, massa mulai memadati lokasi pada pukul 09.00 WIB. Para peserta aksi itu mayoritas menggunakan pakaian serba putih.
Mereka juga terlihat membawa bendera dan poster yang berisi dukungan untuk etnis Rohingya di Myanmar. Aksi kali ini tak hanya diikuti oleh orang dewasa, tetapi juga anak-anak.
Di depan pintu Monas bagian barat, terdapat sebuah panggung yang digunakan perwakilan massa untuk berorasi.
Aparat kepolisian bersama TNI bersiaga di sekitar lokasi aksi. Mereka membuat pagar betis mengelilingi para peserta aksi.
Untuk aksi unjuk rasa kali ini setidaknya ada 6.000 personel yang diterjunkan. Sedangkan jumlah massa aksi diperkirakan mencapai 10.000 orang.
https://nasional.kompas.com/read/2017/09/16/12231111/wasekjen-pks-aksi-bela-rohingya-bukti-keindonesiaan-kita