Salin Artikel

Amnesty Kecam Sanksi Etik untuk Polisi dalam Penembakan Warga Papua

Peristiwa tersebut menewaskan satu orang dan melukai 10 masyarakat sipil lainnya. Namun, aparat kepolisian yang didugai melakukan penembakan hanya diadili melalui sidang kode etik internal.

Menurut Usman, keputusan etik tersebut mencederai rasa keadilan bagi korban dan keluarga korban, serta menegaskan kultur impunitas terhadap para anggota kepolisian yang diduga melakukan kesalahan prosedur dalam menjalankan perintah.

"Kasus perampasan hak hidup harus dibawa ke muka hukum dan dibuktikan lewat proses peradilan pidana, bukan lewat sidang kode etik internal," ujar Usman melalui keterangan tertulis, Senin (4/9/2017).

Lebih lanjut, Usman menegaskan bahwa penggunaan sidang kode etik untuk menghukum pelaku hanya menekankan kembali keengganan kepolisian untuk menerima suatu investigasi eksternal dan independen.

Oleh sebab itu, lanjut Usman, pihak berwenang di Indonesia harus meninjau kembali putusan yang diambil kepolisian Papua tersebut. Pemerintah juga diminta memulai dilakukannya suatu investigasi eksternal independen untuk mengusut penembakan tersebut hingga tuntas.

"Pihak berwenang di Indonesia harus meninjau kembali putusan yang diambil kepolisian Papua tersebut," kata Usman.

Selain itu Usman juga mengajak masyarakat Indonesia untuk bergabung dalam petisi #Justice4Deiyai di portal Change.org.

Hal itu, kata Usman, untuk menunjukkan kepada Pemerintah Indonesia bahwa masyarakat Indonesia mengawasi penyelesaian kasus penembakan warga sipil di Deiyai.

Penembakan warga di Deiyai terjadi di depan halaman perusahaan pembangun jembatan di Desa Oneibo, Deiyai, Papua. Ketika itu warga meminta perusahaan untuk meminjamkan mobil untuk mengantar ke seorang warga yang kritis usai tenggelam.

Namun, permintaan tersebut ditolak oleh perusahaan. Alhasil, nyawa korban kritis tersebut akhirnya tak tertolong. Warga sekitar kemudian mendatangi perkemahan pembangunan jembatan dan merusak pos pekerja sebagai bentuk protes.

Anggota Brimob dan Polsek Tigi mendatangi lokasi dan disambut lemparan batu dari warga. Polisi kemudian melepaskan tembakan tanpa peringatan dan mengenai Yulianus Pigai, 27, bagian paha dan perutnya sebelum akhirnya meninggal.

Sekitar 10 orang lainnya juga mengalami luka tembak saat kerusuhan tersebut berlangsung dan dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.

https://nasional.kompas.com/read/2017/09/04/21160701/amnesty-kecam-sanksi-etik-untuk-polisi-dalam-penembakan-warga-papua

Terkini Lainnya

Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Nasional
Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Nasional
Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke