Salin Artikel

Atlet Renang Difabel Ingin Harumkan Indonesia di ASEAN Para Games

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Perjuangan Ika Aprilia Dewi patut diacungi jempol. Meski sehari-hari berjalan dengan menggunakan lutut sebagai tumpuan, dia berstatus sebagai atlet renang berprestasi. 

Dia berhasil mendapatkan medali emas di Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XV di Jawa Barat dari cabang olahraga renang 50 meter gaya dada.

Kepada Kompas.com, Selasa (22/11/2016), perempuan kelahiran Banyuwangi  tahun 1996 tersebut bercerita bahwa kakinya tidak berfungsi normal sejak lahir sehingga untuk berjalan dia bertumpu pada kedua lututnya.

"Kelihatannya normal, tetapi tidak berfungsi sehingga saya jalan pake lutut dan kakinya ditekuk. Namun, saya tidak masalah. Saya masih bisa beraktivitas normal seperti orang kebanyakan," katanya sambil tersenyum.

Terlahir sebagai anak pertama, perempuan yang akrab dipanggil Ika tersebut menyelesaikan sekolah formal.

Alasannya, sang ibu tidak bisa mengantarkan sekolah sedangkan adiknya masih kecil dan tidak bisa ditinggalkan.

Ayah Ika adalah petani yang sehari-hari sibuk di sawah. "Namun, bukan sawah sendiri ya, sawahnya orang. Nanam lombok," jelasnya.

Ia kemudian sempat ke Bangil untuk ikut pelatihan ketrampilan khusus untuk difabel lalu pindah ke Bali dan bekerja di perusahaan garmen.

Saat itu, dia mendapatkan tawaran untuk operasi kaki di Solo dan dia pun memutuskan berangkat ke Jawa Tengah.

"Di sana, semuanya berubah karena ternyata operasi kaki risikonya tinggi. Saya lalu diajak untuk menyalurkan kemampuan saya di olahraga renang dan akhirnya aktif sampai sekarang," ujar dia. 

"Usia saya saat itu sekitar 18 tahun dan bergabung di club renang. Jadi, ya sehari-hari saya banyak di Solo untuk latihan. Hanya, ini lagi liburan jadi di Banyuwangi," tambahnya.

Dia mengaku sudah belajar berenang sejak kecil tetapi hanya di sungai kecil di sekitar rumahnya.

Pelatih Ika selalu membesarkan hati bahwa dirinya memiliki potensi di olahraga renang. Dia juga saat ini menempuh kejar paket untuk meneruskan pendidikan.

"Orangtua alhmadulilah mendukung," ungkapnya Orangtua Ika dan kedua adiknya saat ini tinggal di Banyuwangi.


 

Bidik Asia Tenggara 

Selain mendapatkan medali emas pada Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XV di Jawa Barat pada Oktober 2016, dia juga mendapatkan medali perak untuk gaya dada 100 meter dan gaya bebas untuk 50 meter.

Dia juga meraih peringkat kelima dari 13 peserta pada ASEAN Para Games Singapore 2015. "Saat itu ada 10 negara yang ikut," jelasnya.

Sehari-hari Ika berlatih di klubnya di Solo dan berlatih renang antara 5 kilometer dan 7 kilometer per hari untuk persiapan pertandingan di international, ASEAN Para Games di Malaysia, Oktober 2017.

"Kalau keluar negeri saya mewakili Indonesia. Namun, waktu di Jawa Barat, saya ikut tim dari Kalimantan Timur. (Saya) Belum pernah mewakili daerah Jawa Timur," ujar perempuan yang berambut panjang tersebut.

Dengan prestasi yang saat ini diraih, Ika ingin menujukkan bahwa mereka yang difabel juga bisa mengharumkam nama Indonesia di kancah intetnasional.

"Kami bisa berprestasi seperti atlet normal lainnya dan jadwal latihan kami juga padat sama seperti atlet normal lainnya," kata Ika. 

"Walaupun masih sering dianggap sebelah mata dan kurang dihargai, tetapi saya dan teman teman juga ingin memberikan sumbangsih kepada negara," pungkasnya. 

https://nasional.kompas.com/read/2016/11/24/07204121/atlet-renang-difabel-ingin-harumkan-indonesia-di-asean-para-games

Terkini Lainnya

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

Nasional
Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Nasional
Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Nasional
Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Nasional
9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

Nasional
Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Nasional
Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

Nasional
Setelah Mahasiswa, DPR Buka Pintu untuk Perguruan Tinggi yang Ingin Adukan Persoalan UKT

Setelah Mahasiswa, DPR Buka Pintu untuk Perguruan Tinggi yang Ingin Adukan Persoalan UKT

Nasional
Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Pengamat: Hubungan Sudah “Game Over”

Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Pengamat: Hubungan Sudah “Game Over”

Nasional
Jokowi Tak Diundang Rakernas PDI-P, Pengamat: Sulit Disatukan Kembali

Jokowi Tak Diundang Rakernas PDI-P, Pengamat: Sulit Disatukan Kembali

Nasional
UKT Mahal, Komisi X Minta Dana Pendidikan Juga Dialokasikan untuk Ringankan Beban Mahasiswa

UKT Mahal, Komisi X Minta Dana Pendidikan Juga Dialokasikan untuk Ringankan Beban Mahasiswa

Nasional
Jokowi Ingin TNI Pakai 'Drone', Guru Besar UI Sebut Indonesia Bisa Kembangkan 'Drone AI'

Jokowi Ingin TNI Pakai "Drone", Guru Besar UI Sebut Indonesia Bisa Kembangkan "Drone AI"

Nasional
Komisi X DPR RI Bakal Panggil Nadiem Makarim Imbas Kenaikan UKT

Komisi X DPR RI Bakal Panggil Nadiem Makarim Imbas Kenaikan UKT

Nasional
Jawab Kebutuhan dan Tantangan Bisnis, Pertamina Luncurkan Competency Development Program

Jawab Kebutuhan dan Tantangan Bisnis, Pertamina Luncurkan Competency Development Program

Nasional
Kemenag: Jemaah Haji Tanpa Visa Resmi Terancam Denda 10.000 Real hingga Dideportasi

Kemenag: Jemaah Haji Tanpa Visa Resmi Terancam Denda 10.000 Real hingga Dideportasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke