Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RUU Anti-terorisme Molor, DPR Dinilai Punya Kepentingan

Kompas.com - 10/07/2017, 14:36 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Ansyaad Mbai mengkritik anggota DPR yang tak segera menyelesaikan revisi Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2003 tentang Pemberantasan Terorisme.

Kritik itu khususnya ditujukan kepada para anggota DPR yang tidak setuju Polri dan TNI diberikan wewenang lebih besar untuk memberantas terorisme karena lasan berpotensi menyalahgunakan kekuasaan.

"Itulah orang-orang DPR yang mengaduk-aduk itu untuk kepentingan politiknya. Sok membela yang radikal. Jadi politisi itu yang bentur-benturkan," ujar Ansyaad, ketika ditemui di acara peringatan Hari Bhayangkara ke-71, di Silang Monas, Jakarta Pusat, Senin (10/7/2017).

Menurut Ansyaad, Polri dan TNI sebenarnya sejak lama bekerja sama dalam hal pemberantasan terorisme

Baca: RUU Anti-terorisme, DPR dan Pemerintah Sepakat TNI Dilibatkan

UU pada kedua institusi itu juga mengakomodasi kerja sama tersebut.

"Dulu zaman Pak Harto, prinsip utama adalah 'military assist when situation is beyond police capacity'. Tahap aman, polisi. Rawan, polisi. Krisis, polisi. Gawat, nah baru TNI. Artinya apa? Di luar kemampuan Polri, baru TNI masuk. UU diputar kayak apa tetap begitu. Di seluruh dunia juga begitu," ujar Ansyaad.

"Saya selama menjadi Kepala BPNPT, setiap tahun kita latihan bersama di kompleks militer. Enggak ada masalah. Politisi itu yang ngaduk-ngaduk. Atau mau cari panggung saja biar dia ngomong," lanjut dia.

Menurut dia, seharusnya tak sulit bagi DPR untuk segera menyelesaikan revisi UU Terorisme, karena yang perlu dilakukan adalah menyempurnakan UU tersebut dengan menyertakan pengawasan kepada aparat pemberantas terorisme sehingga tidak terjadi penyalahgunaan kewenangan.

Kompas TV Deteksi Dini Ancaman Serangan Teror dan Radikalisme (Bag 2)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Polisi 4 Negara Kerjasama Demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polisi 4 Negara Kerjasama Demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Nasional
KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

Nasional
Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Nasional
KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

Nasional
KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

Nasional
Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Nasional
Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Nasional
Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nasional
Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Nasional
Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Ide "Presidential Club" Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Nasional
Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Nasional
Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Nasional
BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com