JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo berbicara soal wilayah Marawi, Filipina, yang kini dikuasai oleh jaringan kelompok teror yang berafiliasi dengan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).
Hal ini disampaikan Jokowi saat menjadi pembicara pada Leader’s Retreat Konferensi Tingkat Tinggi Kelompok Negara 20 atau G20 sesi I mengenai terorisme di Hamburg, Jerman, Jumat (7/7/2017) siang waktu setempat.
"Kasus Marawi merupakan panggilan untuk kita semua bahwa jaringan ISIS kini telah menyebar dan afiliasi dengan teroris lokal terus terjadi," kata Jokowi seperti dikutip dari siaran pers resmi Istana, Sabtu (8/7/2017).
Jokowi memastikan Indonesia tidak tinggal diam dengan situasi di Marawi. Sebagai upaya pencarian solusi, sudah djlakukan perundingan trilateral antara Indonesia-Malaysia-Filipina.
Ke depan, ASEAN juga akan bekerja sama dengan Australia dalam pemberantasan terorisme di kawasan.
(Baca juga: Pelibatan TNI di Marawi Bisa Cegah Penyebaran ISIS ke Indonesia)
Jokowi pun mengajak negara-negara yang tergabung dalam forum G20 untuk meningkatkan pengawasan terhadap aliran dana kepada jaringan kelompok radikal dan teroris.
Selain itu, Jokowi juga mendorong negara G20 untuk menjadi kekuatan pendorong dalam upaya mencarikan solusi akar masalah yang timbul akibat dari ketidaksetaraan dan ketidakadilan dengan memperkuat pemberdayaan ekonomi yang inklusif.
"Dengan kemampuan teknologi informasi, G20 harus menjadi kekuatan pendorong dalam penyebaran kontranaratif dengan penekanan pada gerakan moderasi dan penyebaran nilai-nilai damai dan toleran," ujar Jokowi.
Turut mendampingi Presiden Jokowi dalam sesi I tersebut adalah Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Kepala BKPM Thomas Lembong.