Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pindah Ibu Kota atau Tidak, Pemerintah Diminta Hitung Untung-Ruginya

Kompas.com - 05/07/2017, 22:00 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati menilai harapan pemerintah untuk dapat mulai mengadministrasikan pemindahan ibu kota mulai 2018 sah-sah saja.

Meski demikian, menurut Enny, pemindahan ibu kota bukan jalan satu-satunya untuk menciptakan pusat pertumbuhan baru.

Ada benarnya bahwa akan ada dampak beruntun (multiplier effect) dari dibangunnya kantor-kantor pemerintahan di kota baru tersebut.

Akan tetapi, apabila tidak didukung dengan infrastruktur yang mampu memacu potensi daerah, dampaknya tidak akan banyak dan berkelanjutan setelah proses pembangunan gedung-gedung selesai.

"Sekarang apakah misalnya setelah Ibu Kota Malaysia pindah ke Putrajaya, lalu bisnisnya pindah? Kan enggak. Bisnisnya tetap di Kuala Lumpur," kata Enny, kepada Kompas.com, Rabu (5/7/2017).

Enny melanjutkan, sejumlah negara telah mempraktikkan pemisahan kota administrasi pemerintahan dan kota pusat bisnis. Selain Malaysia contoh lainnya adalah Amerika Serikat dengan New York-Washington DC, dan India dengan New Delhi-Mumbai.

Namun di sisi lain, ada pula praktik terbaik kota-kota besar yang tidak melakukan pemisahan kota pemerintahan dan pusat bisnisnya, seperti Tokyo, London, serta Paris.

Ketiga kota terakhir tersebut, kata Enny, tetap berkembang dengan baik. Kendati padat, namun mereka menjelma menjadi smart city yang tertata rapi, tanpa memindahkan ibu kota negara.

Untuk mengembangkan kawasan lain di luar Ibu Kota, juga bisa dilakukan tanpa harus memindahkan pusat pemerintahan.

"Yang bisa mendorong dan memacu aktivitas ekonomi di suatu daerah itu adalah faktor yang dibutuhkan untuk infrastruktur ekonomi. Misalnya kota itu mau dikembangkan untuk apa? Kota industri, ya yang dibangun infrastuktur industri. Kota perdagangan, ya yang dibangun infrastuktur perdagangan," ujar dia.

Melihat contoh-contoh terbaik ini, Enny pun berharap pemerintah membuat kajian yang benar-benar komprehensif, termasuk soal biaya yang akan dikeluarkan.

Sebab, apapun keputusan yang diambil memiliki dampak finansial. Membangun kota administrasi baru berarti harus menyediakan sumber dana yang tidak sedikit.

Berkaca dari Malaysia saja yang jaraknya relatif dekat (Kuala Lumpur-Putrajaya), dana pemindahan ibu kota mencapai 8,1 miliar dollar AS, atau jika dihitung dengan kurs saat ini mencapai Rp 106,4 triliun. Apalagi pemindahan Ibu Kota Indonesia, dari Jawa ke luar Jawa.

(Baca juga: Timbul Tenggelamnya Wacana Pemindahan Ibu Kota)

Namun, apabila tidak jadi dipindahkan, pemerintah pun harus menghitung berapa anggaran yang dibutuhkan untuk membangun Jakarta menjadi smart city.

Enny berharap wacana pemindahan ibu kota tidak muncul sekadar untuk memberantas permasalahan yang selama ini ada di Jakarta, misalnya kemacetan.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

Mahfud MD Ungkap Kecemasannya soal Masa Depan Hukum di Indonesia

Mahfud MD Ungkap Kecemasannya soal Masa Depan Hukum di Indonesia

Nasional
Jalan Berliku Anies Maju di Pilkada Jakarta, Sejumlah Parpol Kini Prioritaskan Kader

Jalan Berliku Anies Maju di Pilkada Jakarta, Sejumlah Parpol Kini Prioritaskan Kader

Nasional
Kunker di Mamuju, Wapres Olahraga dan Tanam Pohon Sukun di Pangkalan TNI AL

Kunker di Mamuju, Wapres Olahraga dan Tanam Pohon Sukun di Pangkalan TNI AL

Nasional
Sebut Demokrasi dan Hukum Mundur 6 Bulan Terakhir, Mahfud MD: Bukan karena Saya Kalah

Sebut Demokrasi dan Hukum Mundur 6 Bulan Terakhir, Mahfud MD: Bukan karena Saya Kalah

Nasional
Bobby Resmi Masuk Gerindra, Jokowi Segera Merapat ke Golkar?

Bobby Resmi Masuk Gerindra, Jokowi Segera Merapat ke Golkar?

Nasional
[POPULER NASIONAL] Korps Marinir Tak Jujur demi Jaga Marwah Keluarga Lettu Eko | Nadiem Sebut Kenaikan UKT untuk Mahasiswa Baru

[POPULER NASIONAL] Korps Marinir Tak Jujur demi Jaga Marwah Keluarga Lettu Eko | Nadiem Sebut Kenaikan UKT untuk Mahasiswa Baru

Nasional
Poin-poin Klarifikasi Mendikbud Nadiem di DPR soal Kenaikan UKT

Poin-poin Klarifikasi Mendikbud Nadiem di DPR soal Kenaikan UKT

Nasional
Kasus Covid-19 di Singapura Melonjak, Menkes: Pasti Akan Masuk ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Melonjak, Menkes: Pasti Akan Masuk ke Indonesia

Nasional
Sidang Perdana Kasus Ketua KPU Diduga Rayu PPLN Digelar Tertutup Hari Ini

Sidang Perdana Kasus Ketua KPU Diduga Rayu PPLN Digelar Tertutup Hari Ini

Nasional
Saat PKB dan PKS Hanya Jadikan Anies 'Ban Serep' pada Pilkada Jakarta...

Saat PKB dan PKS Hanya Jadikan Anies "Ban Serep" pada Pilkada Jakarta...

Nasional
Tanggal 25 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 25 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Dukung Pengelolaan Sumber Daya Alam, PHE Aktif dalam World Water Forum 2024

Dukung Pengelolaan Sumber Daya Alam, PHE Aktif dalam World Water Forum 2024

Nasional
Ridwan Kamil Sebut Pembangunan IKN Tak Sembarangan karena Perhatian Dunia

Ridwan Kamil Sebut Pembangunan IKN Tak Sembarangan karena Perhatian Dunia

Nasional
Jemaah Haji Dapat 'Smart' Card di Arab Saudi, Apa Fungsinya?

Jemaah Haji Dapat "Smart" Card di Arab Saudi, Apa Fungsinya?

Nasional
Kasus LPEI, KPK Cegah 4 Orang ke Luar Negeri

Kasus LPEI, KPK Cegah 4 Orang ke Luar Negeri

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com