Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usai Pilkada DKI, Survei SMRC Sebut Jokowi Masih Unggul dari Prabowo

Kompas.com - 08/06/2017, 20:04 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.comSurvei yang dilakukan oleh Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) melaporkan bahwa Pilkada DKI Jakarta tidak memiliki efek signifikan pada perpolitikan nasional.

Dukungan pada tokoh-tokoh untuk menjadi presiden, sebelum dan sesudah Pilkada DKI Jakarta, tercatat stabil.

"Jokowi tetap yang teratas, dan tetap diikuti Prabowo di posisi kedua, juga dengan posisi relatif stabil," kata Direktur Eksekutif SMRC Djayadi Hanan, dalam paparan survei SMRC di Jakarta, Kamis (8/6/2017).

Djayadi menjelaskan, dalam pertanyaan terbuka, bila pemilihan presiden diadakan ketika survei dilakukan, sebanyak 34,1 persen pemilih spontan mendukung Jokowi. Adapun 17,2 persen mendukung Prabowo.

Djayadi juga mengemukakan, perbedaan elektabilitas antara keduanya cukup signifikan, yaitu sekitar 17 persen.

(Baca juga: Ini Alasan Responden Pilih Jokowi dan Prabowo Versi Survei 'Kompas')

Menurut dia, perbedaan elektabilitas antara Jokowi dan Prabowo saat ini hampir sama seperti perbedaan elektabilitas Susilo Bambang Yudhoyono dan Megawati pada 2007, atau dua tahun sebelum pemilu presiden 2009.

Pada saat itu perbedaan elektabilitas antara SBY dan Megawati sebesar 16 persen.

Sementara, itu dalam simulasi head-to-head, elektabilitas Jokowi mencapai 53,7 persen, sedangkan Prabowo berada di level 37,2 persen. Adapun responden tidak menjawab sebanyak 9,1 persen.

"Dengan demikian jarak antara keduanya sekitar 16,5 persen. Dari sisi pilihan presiden, politik Tanah Air relatif tidak mengalami perubahan pasca-Pilkada DKI Jakarta," tutur Djayadi.

Survei SMRC ini dilakukan pada 14-20 Mei 2017 dengan melibatkan 1.350 responden yang dipilih dengan teknik multistage random sampling dari total populasi nasional yang sudah memiliki hak pilih pemilihan umum.

Margin of error survei ini rata-rata 2,5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Kompas TV Seminggu sebelum pemungutan suara pilkada putaran dua, Saiful Munjani Research and Consulting merilis survei terbaru.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tak Setuju Istilah Presidential Club, Prabowo: Enggak Usah Bikin Club, Minum Kopi Saja

Tak Setuju Istilah Presidential Club, Prabowo: Enggak Usah Bikin Club, Minum Kopi Saja

Nasional
1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

Nasional
Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Nasional
Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Nasional
Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Nasional
PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

Nasional
KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com