Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumuskan Sosialisasi Pancasila, UKP-PIP Bahas Contoh Tidak Pancasilais

Kompas.com - 07/06/2017, 15:37 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP) ingin penghayatan sekaligus pengamalan nilai luhur Pancasila betul-betul tersosialisasi dengan baik di tataran akar rumput, dimulai dari institusi pendidikan.

Institusi pendidikan harus menjadi garda terdepan sosialisasi Pancasila.

Anggota Dewan Pengarah UKP-PIP Andreas Anangguru Yewangoe mengungkapkan, dirinya sempat mendapatkan informasi ada sekolah yang tidak memperbolehkan peserta didiknya membacakan Pembukaan UUD 1945 dalam upacara pengibaran bendera.

"Ada di Sumatera, guru sekolah tidak mengizinkan anak membaca Pembukaan UUD 1945 dalam upacara hari Senin gara-gara alasan agama. Ini kan sangat tidak Pancasilais. Ini contoh kecil yang sungguh terjadi," ujar Andreas di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (7/6/2017).

Contoh-contoh seperti itulah, lanjut Andreas, yang dibahas oleh jajaran UKP-PIP dalam rapat perdana pada Rabu siang di Kantor Presiden, Jakarta.

UKP-PIP mencermati contoh-contoh nyata di tengah masyarakat yang tidak mencerminkan sikap berdasarkan Pancasila, supaya dapat merumuskan strategi sosialisasi yang tepat dan efektif.

Meski demikian, UKP-PIP sendiri belum menentukan sosialisasi nilai-nilai Pancasila akan dilakukan dalam bentuk apa.

UKP-PIP baru hanya berpegang pada prinsip umum, yakni sosialisasi nilai dilakukan dengan cara kekinian agar mudah diterima masyarakat zaman sekarang dan tidak bersifat indoktrinasi.

"Yang pasti bentuknya tidak sama dengan P4 dulu. Tapi persisnya ya kami belum bisa ungkap, karena kami kan baru terbentuk. Sifatnya yang jelas bukan indoktrinatif dan formalistik agar Pancasila itu sungguh-sungguh tersosialisasi bukan hanya di atas, tapi di bawah juga menciptakan suasana itu," ujar Andreas.

(Baca juga: Bagaimana UKP-PIP Sosialisasikan Pancasila dengan Cara Kekinian?)

Presiden Joko Widodo pada Rabu pagi melantik sembilan orang sebagai Dewan Pengarah dan seorang sebagai Eksekutif UKP-PIP di Istana Negara, Jakarta.

Kesembilan Dewan Pengarah yakni Megawati Soekarnoputri, Try Sutrisno, Ahmad Syafii Ma'arif, Said Agil Siradj, Ma'ruf Amin, Muhammad Mahfud MD, Sudhamek, Andreas Anangguru Yewangoe dan Wisnu Bawa Tenaya.

Selain itu, dilantik juga seorang eksekutif, yakni Yudi Latif.

(Baca juga: Megawati Terpilih sebagai Ketua Dewan Pengarah UKP Pancasila)

Dikutip dari Perpres Nomor 54 Tahun 2017 BAB III mengenai Tugas dan Fungsi, UKP-PIP mempunyai tugas "membantu Presiden dalam merumuskan arah kebijakan umum pembinaan ideologi Pancasila dan melaksanakan koordinasi, sinkronisasi dan pengendalian pembinaan ideologi Pancasila secara menyeluruh dan berkelanjutan".

Adapun, Perpres Bagian Kedua mengenai Fungsi, UKP-PIP menyelenggarakan berbagai fungsi, antara lain merumuskan arah kebijakan umum pembinaan ideologi Pancasila dan menyusun garis-garis besar haluan ideologi Pancasila dan roadmap pembinaan ideologi Pancasila.

Selain itu, UKP-PIP juga berfungsi sebagai pemantau, mengevaluasi dan mengusulkan langkah strategi untuk memperlancar pelaksanaan pembinaan ideologi Pancasila serta melaksanakan kerja sama dan hubungan antarlembaga dalam pelaksanaan pembinaan ideologi Pancasila.

Kompas TV Megawati Hadiri Parade Pancasila di Manado
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com