Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Azyumardi Azra: Islam di Indonesia Terlalu Besar untuk Bisa Gagal

Kompas.com - 04/06/2017, 21:36 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Meski penduduknya adalah mayoritas Islam, namun Indonesia diyakini tidak akan bergejolak seperti yang terjadi di negara-negara timur tengah belakangan ini. Sebab, mayoritas muslim di Indonesia memiliki karakteristik dan nilai-nilai Islam yang berbeda.

"Saya selalu mengatakan Indonesia itu tidak mungkin alami Pakistan-isasi atau Syria-nisasi. Karena dari sudut Islamnya saja sudah beda," kata mantan rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Azyumardi Azra.

Hal tersebut disampaikan Azyumardi saat hadir sebagai penanggap dalam rilis survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), di Jakarta, Minggu (4/6/2017).

Survei menunjukkan bahwa mayoritas penduduk di Indonesia menolak gagasan negara khilafah baik yang diperjuangkan oleh ISIS atau pun Hizbut Tahrir Indonesia. Mayoritas responden ingin Indonesia tetap berpedoman pada Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Baca juga: Survei SMRC: 9 dari 10 Warga Indonesia Anggap ISIS Ancaman NKRI

"Saya senang sekali dengan penelitian ini karena memperkuat argumen yang sudah lama saya percaya. Bahkan sejak era orde baru," ucap Azyumardi.

Azyumardi lantas menjelaskan perbedaan Islam di Indonesia dengan Islam di negara-negara Timur Tengah. Ia mengatakan, Islam yang ada di Indonesia itu adalah Islam berkemajuan, yang susah melebur dengan budaya-budaya nusantara.

Ia mencontohkan, di bulan Ramadhan ini saja, muncul budaya yang bisa merekatkan persaudaraan seperti buka puasa bersama. Hal ini tidak terjadi di negara-negara Timur Tengah, termasuk Arab Saudi.

"Coba lihat masjid Istiqlal itu berapa ribu kotak (makanan) yang disediakan (untuk buka puasa)" kata Azyumardi.

"Warna-warninya banyak. Mulai dari tahlilan, ziarah kubur, macam-macam. Nanti puncaknya mudik," tambah dia.

Fenomena tersebut, kata dia, menunjukkan bahwa Islam Indonesia adalah Islam yang melekat dengan budaya. Sementara budaya Indonesia adalah toleran, tenggang rasa, mengalah dan sebagainya.

"Islam di Indonesia terlalu besar untuk bisa gagal. Karena Islam yang dibawa ISIS atau Wahabi itu terlalu kering buat orang Indonesia," ucap Azyumardi.

Baca juga: Jokowi, Pulau Miangas, dan Upaya Menangkal ISIS dari Marawi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Nasional
Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi Kabinet ke Megawati, Pengamat: Itu Hak Presiden, Wapres Hanya Ban Serep

Gibran Ingin Konsultasi Kabinet ke Megawati, Pengamat: Itu Hak Presiden, Wapres Hanya Ban Serep

Nasional
Prabowo Mau Bentuk 'Presidential Club', Pengamat: Kalau Diformalkan, Berapa Lagi Uang Negara Dipakai?

Prabowo Mau Bentuk "Presidential Club", Pengamat: Kalau Diformalkan, Berapa Lagi Uang Negara Dipakai?

Nasional
Hadiri MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10 di Meksiko, Puan: Kepemimpinan Perempuan adalah Kunci Kemajuan Negara

Hadiri MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10 di Meksiko, Puan: Kepemimpinan Perempuan adalah Kunci Kemajuan Negara

Nasional
Polri Usulkan Penambahan Atase Kepolisian di Beberapa Negara

Polri Usulkan Penambahan Atase Kepolisian di Beberapa Negara

Nasional
Kopasgat Kerahkan 24 Sniper dan Rudal Chiron Amankan World Water Forum di Bali

Kopasgat Kerahkan 24 Sniper dan Rudal Chiron Amankan World Water Forum di Bali

Nasional
Sentil Prabowo yang Mau Tambah Kementerian, JK: Itu Kabinet Politis, Bukan Kabinet Kerja

Sentil Prabowo yang Mau Tambah Kementerian, JK: Itu Kabinet Politis, Bukan Kabinet Kerja

Nasional
Jelang Hari Jadi Ke-731, Pemkot Surabaya Gelar Berbagai Atraksi Spektakuler

Jelang Hari Jadi Ke-731, Pemkot Surabaya Gelar Berbagai Atraksi Spektakuler

BrandzView
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com