Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Terdakwa Akui Beri Uang kepada Pejabat Bakamla

Kompas.com - 28/04/2017, 13:33 WIB
Abba Gabrillin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dua terdakwa Hardy Stefanus dan Muhammad Adami Okta menjalani pemeriksaan sebagai terdakwa di Pengadilan Tipikor Jakarta, Jumat (28/4/2017).

Dalam persidangan, keduanya mengakui telah memberikan sejumlah uang kepada pejabat di Badan Keamanan Laut (Bakamla) terkait pengadaan monitoring satelit di Bakamla.

Adami mengaku telah memberikan uang kepada Kepala Biro Perencanaan dan Organisasi Bakamla, Nofel Hasan sebesar 104.500 dollar Singapura.

Menurut Adami, pemberian itu atas arahan dari pejabat Bakamla Eko Susilo Hadi.

"Waktu pertemuan itu saya bilang, 'Pak, kami mau sampaikan amanah dari Pak Eko untuk serahkan uang ke Bapak (Nofel)'," kata Adami kepada jaksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

(baca: Kepala Bakamla Pernah Dua Kali ke Rumah Pemberi Suap)

Selain itu, Adami menyerahkan uang kepada Tri Nanda Wicaksono selaku Kepala Sub Bagian Tata Usaha Sestama Bakamla sebesar Rp 120 juta.

Menurut Adami, saat itu dia diminta untuk membantu Tri Nanda yang sedang kesulitan membayar utang.

Kemudian, Adami memberikan uang sebesar Rp 1 miliar kepada Direktur Data dan Informasi Bakamla Laksamana Pertama Bambang Udoyo.

(baca: Kepala Bakamla Mengaku Diingatkan Wakil KSAL soal Indikasi Korupsi)

Saat itu, Bambang merupakan pejabat pembuat komitmen (PPK) dalam pengadaan monitoring satelit di Bakamla.

"Waktu itu ada dua kali penyerahan. 100.000 dan 5.000 dollar Singapura," kata Adami.

Selain itu, Adami dan Hardy mengaku bersama-sama menyerahkan uang dalam pecahan dollar Singapura senilai Rp 2 miliar kepada Eko Susilo Hadi.

Pemberian dilakukan di ruang kerja Eko di Kantor Bakamla.

Kedua terdakwa mengakui bahwa uang-uang tersebut berasal dari Fahmi Darmawansyah yang merupakan Direktur Utama PT Melati Technofo Indonesia.

Pemberian uang itu terkait penunjukkan perusahaan mereka sebagai pemenang tender pengadaan monitoring satelit.

Kompas TV KPK Periksa Penyuap Deputi Bakamla

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

Nasional
KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli

KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli

Nasional
BNPB: 4 Orang Luka-luka Akibat Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut

BNPB: 4 Orang Luka-luka Akibat Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut

Nasional
BNPB: Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut Rusak 27 Unit Rumah, 4 di Antaranya Rusak Berat

BNPB: Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut Rusak 27 Unit Rumah, 4 di Antaranya Rusak Berat

Nasional
Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Nasional
Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Nasional
TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

Nasional
Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Nasional
PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

Nasional
Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Nasional
Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Nasional
Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Nasional
PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com