JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Jenderal Pemasyarakatan I Wayan Dusak menegaskan, pemberian cuti menjelang bebas terhadap Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Alfian Mallarangeng bukanlah hal yang khusus. Setiap napi yang menjalani masa penahanan sesuai prosedur mendapatkan kebijakan serupa.
"Kan semua orang juga sama, semua orang juga, semua itu diperlakukan sama," ujar Wayan di Lapas Klas I Cipinang, Jakarta Timur, pada Minggu (23/4/2017).
Wayan mengakui bebasnya Andi karena mendapat cuti menjelang bebas telah menjadi sorotan. Sebab, secara kebetulan Andi merupakan politikus yang sosoknya akrab ditelinga masyarakat. Namun demikian pemberian cuti menjelang bebas adalah hal yang biasa.
Hal serupa, kata Wayan, juga pernah terjadi sebelumnya, yakni pada vokalis band Noah, Nazril Irham atau yang akrab disapa Ariel. Saat Ariel terlibat kasus video porno.
"Sama dengan dulu Ariel, kenapa harus disorotin, kenapa dia jadi istimewa yang membikin istimewa kan teman-teman (wartawan) juga. Padahal saat itu ada juga yang samaan bukan Ariel," ujarnya.
Andi bebas dari Lembaga Pemasyarakat Sukamiskin, Bandung, Jawa Barat, pada Jumat (21/4/2017).
Baca juga: Andi Mallarangeng Bebas
Kepala Sub Bagian Publikasi Humas Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, Syarpani mengatakan, pemberian cuti menjelang bebas bagi Andi sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 21 Tahun 2013 tentang Syarat dan Tata Cara Pemberian Remisi, Asimilasi, Cuti Mengunjungi Keluarga, Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas, dan Cuti Bersyarat.
Cuti diberikan setelah narapidana dinilai memenuhi persyaratan yang telah ditentukan. Misalnya, untuk tindak pidana khusus seperti korupsi, narapidana harus menjalani paling sedikit 2/3 masa pidana, dengan ketentuan 2/3 tersebut tidak kurang dari 9 bulan.
Selain itu, berkelakuan baik paling sedikit 9 bulan, dihitung dari tanggal 2/3 masa pidana. Meski sudah bebas, Andi memiliki ketentuan untuk wajib lapor ke Balai Pemasyarakatan Klas I Bandung.
Baca juga: Andi Mallarangeng Dapat Cuti Jelang Bebas, Ini Penjelasan Ditjen Pas
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.